Upaya Inovatif untuk Menurunkan Kasus Demam Berdarah Dengue di Indonesia
kasus_demam_berdarah_dengue

Upaya Inovatif untuk Menurunkan Kasus Demam Berdarah Dengue di Indonesia

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), PT. Takeda Innovative Medicines, dan PT Bio Farma menjalin komitmen bersama untuk mengatasi demam berdarah dengue di Indonesia. Penyakit ini mmang masih jadi ancaman di Indonesia, baik dari penyebaran maupun tingkat kematian yang disebabkan olehnya.

Menurut catatan Kemenkes RI, terjadi 83.302 kasus DBD sepanjang Januari – November 2023 di 465 Kab/Kota di 34 Provinsi, dengan angka kematian 574 kasus. Direktur Jenderal Pencegahan Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS mengemukakan, diperlukan pelaksanaan strategi yang menyeluruh dan sistematis untuk mencapai target 0 kematian akibat DBD pada 2030. “Penguatan sistem dan data menjadi kunci. Tentunya hal ini tidak lepas dari perlunya sinergi yang kuat antara berbagai pihak, baik pemerintah, maupun sektor swasta,” ujarnya

Sehubungan dengan hal tersebut, Kemenkes RI meluncurkan Aplikasi Sistem Informasi Arbovirosis (SIARVI) pada Februari 2023 lalu. Ke depannya, SIARVI akan menjadi alat bantu kegiatan pencatatan dan pelaporan kegiatan surveilans dengue dan Arbovirosis lainnya yang dapat menampilkan data real time.

Vaksin Dengue untuk Turunkan Kasus Demam Berdarah Dengue

Sampai saat ini belum ada obat spesifik untuk menyembuhkan dengue. Takeda berkomitmen untuk memerangi dengue dengan membuka akses yang luas terhadap inovasi pencegahan dengue melalui vaksinasi. “Dalam hal ini, kami turut menggandeng Bio Farma sebagai mitra, untuk bersama-sama melindungi lebih banyak masyarakat dari bahaya dengue,” ujar Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines. Vaksinasi dengue merupakan salah satu inovasi yang efektif untuk menurunkan kasus demam berdarah dengue.

Kalimantan Timur menjadi provinsi pertama di Indonesia yang melakukan program vaksinasi dengue. “Sebanyak lebih dari 19.000 dosis kami alokasikan untuk Kalimantan Timur. Kami melihat ini adalah sebuah momentum bagi Indonesia untuk menurunkan angka kasus DBD dan mendekati tujuan ‘nol kematian akibat dengue’ di tahun 2030,” ujar Shadiq Akasya, Direktur Utama Bio Farma.

Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu daerah endemik dengue di Indonesia. Pada 2022, terjadi peningkatan kasus hampir di 10 Kabupaten/Kota dengan angka kejadian (incidence rate/IR) 58,2 / 100.000 dan angka kasus berat (case fatality rate/CFS) sebesar 0,66%, yang masih jauh dari target pemerintah dalam menurunkan beban dengue hingga IR <10/100.000. Sepanjang 2022, telah terjadi 2 KLB dengue serta peningkatan 2 kali lipat kasus dengue dibandingkan tahun sebelumnya. Menimbang hal tersebut, pemerintahan Kalimantan Timur mendukung inovasi terbaru, program pilot Wolbachia di Bontang dan Vaksinasi DBD di Balikpapan.

Hal ini diamini oleh dr. H. Jaya Mualimin, Sp.KJ, M.Kes, MARS, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur. “Kami sangat menyambut baik kerja sama inovasi dalam pencegahan dengue, untuk menurunkan angka kejadian dengue di masyarakat. Kami bangga dapat menjadi perintis dalam melakukan program vaksinasi DBD yang akan diberikan kepada 9.800 anak SD/MI kelas 3, 4, dan 6 di dua wilayah yaitu Balikpapan Utara dan Balikpapan Tengah. Hal ini kami lakukan mengingat berdasarkan data, angka kematian akibat dengue di Kalimantan Timur lebih banyak terjadi pada anak-anak usia sekolah,” tuturnya.

Kasus demam berdarah dengue di Indonesia masih mengkhawatirkan, meski angka kematiannya sudah jauh berkurang. Upaya pencegahan dengan 3M+ perlu diperkuat lagi dengan berbagai upaya lain, agar target penurunan dengue di Indonesia bisa tercapai. Misalnya dengan inovasi seperti nyamuk ber-Wolbachia, aplikasi SIARVI, dan vaksin dengue. Kita berharap, vaksin ini bisa menjadi program nasional. (nid)

____________________________________________

Ilustrasi: Image by jcomp on Freepik