Menggoreng Lebih Sehat dengan Minyak Bekatul Murni
minyak_bekatul_tempura_gorengan

Menggoreng Lebih Sehat dengan Minyak Bekatul Murni

Sulit sekali menahan godaan gorengan! Makanan yang digoreng memang juara. Teksturnya garing, renyah, dan rasanya gurih. Tapi sayang, kurang baik untuk kesehatan. Kandungan minyak yang tinggi pada makanan yang digoreng, akan meningkatkan kadar lmak tak jenuh dalam tubuh kita, yang pada akhirnya akan meningkatkan kadar kolesterol jahat LDL. Kandungan minyak juga menambah kalori pada makanan jadi berlipat ganda. Mungkinkah bila digoreng dengan minyak sehat misalnya minyak bekatul, gorengan bisa lebih sehat?

Minyak goreng atau minyak nabati sudah menjadi bagian penting dalam makanan sehari-hari kita. “Saat ini umumnya kebiasaan makan sehari-hari masyarakat Indonesia banyak diolah dengan minyak dan santan. Indonesia dikenal sebagai negara dengan konsumsi domestik minyak goreng tertinggi di dunia,” ujar dr. Yohan Samudra, Sp.GK.

Di satu sisi, kesadaran untuk hidup sehat memang meningkat. Makin banyak yang sadar mengenai pentingnya menjaga kesehatan melalui gaya hidup yang seimbang, termasuk pola makan sehat, olahraga teratur, dan manajemen stres. “Pergeseran ini didukung oleh aksesibilitas informasi kesehatan dan tren kebugaran,” ungkap dr. Yohan, dalam peluncuran Sania Royale Rice Bran Oil di Jakarta (7/12/2023).

Namun di sisi lain, sebuah studi menunjukkan adanya perburukan kebiasaan makan pada generasi muda dan dewasa saat ini. Misalnya kebiasaan makan fast food atau processed food, kurangnya edukasi diri tentang kandungan gizi bahan makanan yang diasup, pengaruh tren makanan di sosial media, gaya hidup sedenter atau mager (malas bergerak), sering emotional eating, dan berbagai kebiasaan kurang baik lainnya.

“Pola hidup seperti di atas bisa mmicu terjadinya metabolic syndrome,” ujar dr. Yohan. Metabolic syndrome adalah kondisi kronis yang ditandai dengan obesitas, tekanan darah tinggi, resistansi insulin, kadar trigliserida tinggi, dan rendahnya kadar kolesterol baik HDL. “Hal ini meningkatkan risiko terhadap jantung dan stroke, diabetes, gagal ginjal, dan beberapa penyakit lainnya,” imbuh dr. Yohan.

Minyak Bekatul Lebih Sehat?

 Ada anggapan bahwa proses bisa membuat masakan jadi tidak sehat. Ternyata, hal ini tidak sepenuhnya benar. Betul bahwa makanan yang dioalh dengan cara deep frying (digoreng dengan banyak minyak menggunakan suhu tinggi) akan meningkatkan kadar minyak dalam makanan tersebut. Namun demikian, pemilihan bahan makanan dan minyak goreng, teknik memasak, dan takaran makanan bisa menghasilkan gorengan yang enak tanpa mengorbankan nutrisi baik yang terkandung dalam bahan masakan ataupun mengorbankan aspek kesehatan.

Ternyata bukan tidak mungkin untuk menjalankan pola hidup dan makan sehat, sekaligus tetap mengonsumsi makanan yang digoreng. Salah satu caranya, bijak dalam memilih minyak nabati yang digunakan untuk menggoreng.

Minyak bekatul (rice bran oil) bisa menjadi salah satu opsi minyak yang lebih sehat. menurut dr. Yohan, salah satu kriteria minyak sehat untuk menggoreng yakni memiliki titik asap yang tinggi. “Artinya lebih tahan panas dan tidak mudah mengeluarkan asap. Rice bran oil ini titik asapnya tinggi, mlebihi minyak-minyak lain,” ujarnya.

Dengan titip asak yang tinggi, minyak bekatul tidak mudah rusak akibat pemanasan. “Banyak minyak yang rusak kualitasnya ketika dipakai menggoreng berkali-kali karena ikatan karbonnya rusak, lalu meningkatkan radikal bebas,” jelas dr. Yohan. Proses pemanasan akan memicu terjadinya serangkaian reaksi kimia pada minyak, seperti oksidasi, hidrolisis, dan polimerasi. Terbentuklah berbagai produk oksidatif berbahaya misalnya radikal bebas, yang bisa meresap ke makanan. Inilah yang diyakini memicu berbagai penyakit seperti penyakit kardivaskular dan kanker.

Uniknya lagi, minyak bekatul mengandung antioksidan tinggi. “Antioksidan di rice bran itu gamma oryzanol, yang melindungi vitamin E supaya tidak cepat turun kadarnya,” terang dr. Yohan. Ia melanjutkan, gamma oryzanol bisa membantu menurunkan kadar kolesterol total dan LDL. “Ini bisa memberikan perlindungan terhadap penyakit jantung, serta meningkatkan profil lipid secara keseluruhan,” imbuhnya.

Minyak Bekatul Murni

Minyak bekatul telah lama digunakan dalam kuliner Jepang, bahkan sejak lebih dari seabad lalu. Secara rasa, minyak bekatul tidak mengubah karakteristik dan rasa asli bahan makanan. “Minyak ini bisa digunakan sebagai salad dressing, untuk menumis, ataupun menggoreng, tanpa mengubah cita rasa makanam” ujar Chef Hideki Fujiwara.

Ia melanjutkan, “Ada banyak ragam kategori minyak goreng premium, namun belum tentu bisa dipakai untuk deep frying.  Inilah sebabnya minyak bekatul murni bisa menjadi pilihan utama.” Selain itu karena memiliki titik asap yang tinggi, tekstur makanan yang digoreng menjadi lebih crispy.

Minyak bekatul diekstrak dari kulit ari beras. Untuk menghasilkan satu liter rice bran oil murni, dibutuhkan 100 kg beras coklat. “Melalui penelitian yang panjang, kami berhasil membuat kandungan gamma oryzanol setinggi 10,000 ppm atau sekitar 15 kali lebih banyak dibandingkan jenis minyak bekatul yang umumnya diproduksi. Itulah mengapa semangat kampanye peluncuran Sania Royale Rice Bran Oil adalah #SehatTanpaBatasan,” ungkap Nuri Rialen selaku Head of Marketing Sania Royale.

Bagaimanapun juga, konsumsilah makanan dengan bijak. Aangkah baik bila kita mengonsumsi makanan dari beragam jenis, dan diolah dengan cara yang beragam pula. Ini penting untuk mencukupi kebutuhan nutrisi yang seimbang, serta menghindari rasa bosan. Makanan bisa dikukus, direbus, ditumis, ataupun digoreng. Ya, makanan yang digoreng tidaklah ‘haram’ asalkan tidak dikonsumsi berlebihan, dan digoreng dengan minyak sehat misalnya minyak bekatul. (nid)

_____________________________________________

Ilustrasi: Image by topntp26 on Freepik