vitamin k2 mencegah osteoporosis
manfaat vitamin K2 untuk mencegah osteoporosis

Mencegah Osteoporosis, Pentingnya Konsumsi Vitamin K2

Belum banyak orang yang memahami bila vitamin K – khususnya K2 - bermanfaat untuk mencegah osteoporosis atau keropos tulang. 

Ibarat kunci pintu, vitamin K2 diperlukan untuk memastikan bahwa kalsium yang didapatkan dari makanan/minuman dapat masuk ke dalam tulang. Sebagai catatan, vitamin K2 juga bekerjasama dengan vitamin D3 untuk meningkatkan penyerapan kalsium. 

Selama ini kita beranggapan dengan konsumsi makanan/minuman/suplementasi kalsium bisa mencegah kejadian osteoporosis. Kalsium memang bisa meningkatkan kepadatan tulang, namut riset Maresz K, et almengingatkan peningkatan konsumsi suplemen kalsium juga berisiko menyebabkan kalsifikasi (pengendapan kalsium; pengapuran) di dinding pembuluh darah yang meningkatkan risiko penyakit jantung. 

“Sebaliknya, vitamin K2 memiliki fungsi penghambatan kalsifikasi dan pengerasan arteri (pembuluh darah),” tulis peneliti di jurnal Integrative Medicine. Jadi, selain mencegah osteoporosis, vitamin K2 juga meminimalkan kejadian penyakit jantung. 

Vitamin K merupakan golongan vitamin yang larut dalam lemak. Terdapat dua bentuk vitamin K, pertama K1 (phylloquinone) yang ditemukan secara alami dalam tanaman, terutama sayuran hijau (bayam, brokoli, kangkung atau sawi hijau). Vitamin ini berperan pada proses pembekuan darah.

Kedua, vitamin K2 (menaquinone) yang dibuat oleh bakteri yang melapisi usus. K2 akan langsung beredar pada dinding pembuluh darah, tulang dan jaringan selain hati. Sumber alaminya adalah natto (fermentasi kedelai), keju gouda, kuning telur dan hati ayam. 

Dr. Laura Anasthasya, SpPD-FINASIM, dari RS Premier Jatinegara, Jakarta, menjelaskan, “Vitamin K2 membantu memaksimalkan penyerapan kalsium melalui aktivasi osteocalcin dan matrix Gla protein (MGP).” 

Osteocalcin adalah protein dalam matriks tulang yang berperan dalam mineralisasi tulang. Sementara MGP adalah protein yang bergantung pada vitamin K, yang disintesis di tulang. Ia penting untuk mengikat kelebihan kalsium dalam darah, sehingga mencegah kalsifikasi arteri. 

Lebih jauh dr. Laura menjelaskan dalam siklus remodeling tulang (penghancuran tulang oleh osteoklas dan pembentukan tulang baru oleh sel osteoblast), vitamin K2 berperan dalam menghambat perusakan osteoklas. Sekaligus merangsang pembentukan osteoblast dan melindunginya dari kematian sel. 

“Dalam jaringan tulang dan pembuluh darah, vitamin K penting dalam menjaga homeostasis kalsium. Vitamin K2 dapat melindungi efek suplementasi kalsium yang berpotensi tidak diinginkan,” terang dr. Laura, kepada OTC Digest. 

Banyak peneliti yang mulai ‘melirik’ manfaat vitamin K2 dalam pencegahan osteoporosis. Salah satunya oleh Jun Iwamoto, dkk, menunjukkan efek positif pemberian suplemen vitamin D3 dan K2 pada perempuan menopause. 

Densitas massa tulang (BMD) meningkat paling signifikan dengan kombinasi suplemen vitamin D3 dan K2, dibandingkan suplemen vitamin D3, vitamin K2 dan kalsium saja. Riset ini diterbitkan di Journal of Orthopaedic Science.

Selain itu, laporan Organisasi Kesehatan Duni (WHO) menjelaskan, dari uji coba terkontrol acak terlihat bahwa vitamin K2, mampu merangsang pembentukan tulang melalui karboksilasi gama dari osteocalcin dan reseptor steroid, serta xenobiotik (SXR), mengurangi kejadian patah tulang belakang. 

Sayangnya, hanya 25% vitamin K2 yang bisa dipenuhi dari sumber makanan sehari-hari. American Dairy Science Association mencatat dalam 1 gram keju Cheddar hanya mengandung 20.67 ng K2 (20.67 x 10-3µg).Sehingga untuk mencapai 45 µg K2 dibutuhkan 2177 gram Cheddar (2.2 kg Cheddar dalam sehari). 

Ini berarti tubuh membutuhkan asupan vitamin K2 dalam bentuk suplemen. Di pasaran ada produk-produk suplemen vitamin K2 yang sekaligus dikombinasikan dengan D3; dimaksudkan untuk menjaga kesehatan tulang dan mencegah osteoporosis. 

“Dosis vitamin K2  ≤180 µg/hari selama 3 tahun, ≤360 µg/hari selama 12 minggu, dan ≤1080 µg tiga kali seminggu selama 8 minggu tidak menunjukkan efek samping yang signifikan dibandingkan dengan plasebo,” dr. Laura menambahkan. 

Riset pada ibu hamilpun menyatakan aman. Dalam sebuah meta-analisisdi jurnal Scientific Reports (melibatkan 21.493 ibu hamil dan ibu baru melahirkan) menunjukkan tidak ada korelasi antara suplementasi vitamin K dengan efek samping yang tidak diinginkan selama kehamilan. (jie)