stimulasi anak usia dini

Ini Pentingnya Stimulasi Anak Usia Dini: Meningkatkan Kecerdasan Anak Stunting

Bermain sangat penting sebagai bagian dari tumbuh kembang anak-anak, terutama balita. Stimulasi anak usia dini, misalnya lewat bermain akan merangsang perkembangan fisik, emosi hingga kecerdasannya, termasuk bermanfaat untuk anak stunting. 

Tingginya tingkat plastisitas otak (kemampuan otak membentuk interkonesi baru pada saraf), usia dini (0-5 tahun) merupakan periode yang sangat penting bagi perkembangan kognitif dan psikososial jangka panjang si kecil. Namun, fakta miris di jurnal the Lacet menyebutkan 43% anak balita (< 5 tahun) di negara penghasilan rendah dan menengah berisiko tidak mencapai potensi perkembangan mereka.  

Perlu diketahui, aktivitas sederhana seperti bermain, membaca dan menyanyi bersama anak merupakan komponen utama dari stimulasi dini. Riset Milagros Nores, et al, menegaskan stimulasi anak usia dini (ECS) mampu meningkatkan kemampuan berpikir si kecil, komunikasi dan berhubungan dengan orang lain. 

Reviu di jurnal the Lancet tersebut (melibatkan 17 penelitian dari 11 negara penghasilan rendah-menengah) menemukan bahwa program yang mengajarkan dan mendorong pengasuh untuk melakukan stimulasi dini pada anak-anak usia 0-3 tahun dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas permainan di lingkungan rumah, dan bisa meningkatkan kognitif anak. 

Psikolog Klinis Anak dan Keluarga, Anna Surti Ariani, SPsi, MSi, Psi, menekankan pentingnya memberikan dukungan bagi si kecil di lima tahun usia pertamanya, mulai dari pemenuhan nutrisi seimbang hingga stimulasi yang tepat agar si kecil tumbuh maksimal. 

“Pertumbuhan fisik, perkembangan kognitif, sosial dan emosional anak pada tahapan usia lima tahun pertamanya sangat kritikal dan tidak dapat terulang kembali. Selain itu, setiap orangtua juga harus dapat membangun dan mengembangkan karakter anak yang dapat berpikir cepat, berani untuk maju, memiliki fisik dan mental yang kuat. Karena karakter tersebut adalah pondasi bagi si kecil di masa depan,” jelas psikolog yang akrab disapa Nina ini dalam acara Festival Anak Generasi Maju di UPT. Asrama Haji Bekasi, Kota Bekasi, Minggu (1/10/2023). 

Penelitian menarik di Jamaika menyebutkan stimulasi anak usia dini bisa berpengaruh besar untuk anak yang kurang beruntung, seperti anak stunting, punya berat badan kurang atau memiliki IQ yang lebih rendah sebelum dilakukan intervensi. 

Studi yang dipublikasikan di the Lancet ini melibatkan 129 anak yang tinggal di lingkungan kumuh. Anak-anak stunting yang menerima program stimulasi dini selama 24 bulan mengalami peningkatan besar dalam perkembangan kognitif, bahasa dan motorik. 

Festival Anak Generasi Maju

Untuk mendukung stimulasi anak usia dini Danone Specialized Nutrition (SN) Indonesia (dengan brand SGM Eksplor) menginisiasi Festival Anak Generasi Maju. 

Brand Manager SGM Eksplor, Amir Aziz menjelaskan, setiap anak memiliki hak yang sama untuk maju. “SGM secara konsisten berikan dukungan nutrisi bagi anak Indonesia melalui produk berkualitas. Lebih lanjut, SGM juga beri dukungan stimulasi agar si Kecil tumbuh maksimal melalui Festival Anak Generasi Maju,” katanya.

Lebih lanjut Nina menjelaskan, “Beragam permainan stimulasi dalam Festival Anak Generasi Maju dapat mengasah kemampuan si kecil dengan cara yang menyenangkan. Misalnya, pada Area Kendali Pesawat, kemampuan berpikir cepat diasah dengan menyusun balok bertingkat, menyusun potongan puzzle dan permainan digital mencocokkan bentuk dan pola pesawat.” 

Selanjutnya, permainan di Area Terbang dapat membuat anak-anak lebih berani setelah ditantang menjelajah labirin. “Di Area Latihan Pilot, kekuatan fisik dan juga mental diasah melalui mendaki panjat tebing sederhana serta melewati jembatan kanopi, hingga akhirnya ditantang mengelompokkan bola nutrisi setelah meluncur di perosotan,” imbuhnya. 

Selain di Bekasi, Festival Anak Generasi Maju juga berlangsung di 15 kota/kabupaten lain di Indonesia hingga 5 November 2023. (jie)