5 Tips Mengelola Keuangan secara Syariah
mengelola_keuangan_secara_syariah

5 Tips Mengajar Anak Mengelola Keuangan secara Syariah

Membangun keluarga yang samawa (sakinah mawaddah wa rahmah) pastinya menjadi keinginan bagi umat muslim. Salah satu poin penting yang tidak boleh dilupakan dalam membangun keluarga yang samawa yaitu mengelola keuangan secara syariah, dan mencontohkannya kepada anak sejak dini.

Komunikasi yang baik dalam keluarga menjadi kunci penting. “Pernikahan itu tim. Kalau sudah punya anak, maka bertambah lagi anggota timnya. Baik suami, istri, maupun anak-anak harus paham apa tujuan keluarga. Kalau tujuannya sama, insya Allah saling mndukung dan mengerti, dan menjadi keluarga samawa,” ungkap Prof. Dr. Muhammad Maksum, MA, Anggota Dewan Pengawas Syariah Bank Jago, dalam talkshow Menjadi Sakinah Dengan Keuangan Syariah yang diselenggarakan Bank Jago di Halal Fair (9/12/2023).

5 Tips Mengelola Keuangan secara Syariah

Ada beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan untuk mengelola keuangan secara syariah, yang akan bisa dicontoh oleh anak. Berikut ini tips dari Prof. Maksum dan konten kreator Bena Kribo.

1. Terbuka dan jujur

“Sakinah dimulai dengan keterbukaan dan kejujuran,” tegas Prof. Maksum, yang juga menjadi dosen dan Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta. Ia melanjutkan, bila masalah keuangan tidak dibahas, tidak saling terbuka, dan tidak disepakati bersama antara suami dan istri, bisa muncul rasa saling curiga, meskipun digunakan untuk kebaikan. “Misalnya dapat bonus lalu mau kasih orang tua atau bersedekah, tapi tidak ngomong ke pasangan, bisa jadi masalah. Harus jujur ke pasangan agar tidak menimbulkan kecurigaan,” sambungnya.

Hal ini juga dilakukan oleh Bena Kribo dan istrinya, Verdryana. “Alhamdulillah kami terbuka soal penghasilan dan pengeluaran. Kami punya sistem, pendapatn setiap bulan dikumpulkan ke satu rekening, dan di akhir bulan akan direkap,” ujarnya. Bila anak-anak melihat kedua orangtuanya saling jujur dan terbuka soal keuangan, mereka pun akan mencontohnya.

2. Mendapatkan dan menggunakan uang secara halal

Menurut Prof. Maksum, salah satu keberkahan dan rizki adalah bila yang didapat dari yang halal, serta digunakan secara halal. “Percuma bila kita mendapat uang secara bagus atau halal, tapi menggunakannya tidak halal. Menggunakan uang secara halal itu ada dua, yaitu barangnya halal, dan prosesnya halal,” tuturnya.

Ia mencontohkan semisal kita membeli motor, maka cara mendapatkan motor itu juga harus halal. “Ini yang disebut akad syariah. Tapi jangan khawatir, akad itu sudah jadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Jual – beli, meminjam, bisnis, semua melibatkan akad. Secara praktik, kita semua sudah melakukannya,” papar Prof. Maksum.

3. Dahulukan beramal

Tiap keluarga pasti memiliki perencanaan keuangan atau financial planning yang berbeda. Di keluarga Bena dan istri, mereka sepakat untuk menyisihkan pendapatan trlebih dulu untuk amal. “Supaya berkah. Kebanyakan orang mungkin terbalik, hura-hura dulu, cicilan, dan kalau ada sisa baru diamalin. Harusnya mindset dibalik. Beramal dulu, lalu sisihkan untuk dana darurat. Ini juga salah satu poin penting,” ucap YouTuber bernama lengkap Benazio Rizki Putra.

Bila anak sudah mulai mengerti, ajaklah ia untuk melihat bagaimana ayah dan ibu menyisihkan pendapatan di awal untuk beramal. Anak akan terbiasa dengan hal ini sehingga ketika ia punya uang, ia akan tergerak untuk beramal, mengikuti jejak kedua orang tuanya.

4. Alokasikan dana dengan rapi

Bena melanjutkan, setelah amal dan dana darurat dikeluarkan, barulah masukkan sisa pendapatan sesuai kategori dan kebutuhan. Menurutnya, fitur kantong di Bank Jago Syariah sangat membantunya dalam merencanakan keuangan keluarga menjadi lebih mudah dan rapi.

“Salah satu fitur favorit itu kantong. Kita bisa bikin banyak kantong, yang masing-masing dialokasikan untuk tujuan berbeda,” ujar Bena. Ada kantong untuk kebutuhan rumah tangga, pendidikan anak, transportasi, tabungan umroh, hingga gaji karyawan. “Kita bisa bikin dengan sangat detil. Setelah semua sudah dialokasikan, baru kami menggaji diri masing-masing. Kalau mau beli sesuatu yang bersifat pribadi, itu dari gaji,” tambahnya.

Menariknya lagi, ada fitur kantong bersama, yang dinilai oleh Bena sangat penting. “Ini bisa dipakai ketika saya atau istri mengajak anak-anak makan di luar, misalnya. Jadi saya dan istri sama-sama bisa mengisi dan mengawasi kantong tersebut,” papar Bena.

Akan muncul notifikasi ketika kantong bersama digunakan, sehingga baik Bena maupun istri bisa mengetahui uang tersebut dipakai untuk apa. “Karena sudah kita alokasikan sekian, ya itu saja yang bisa dipakai. Kalau akhir bulan sudah tinggal sedikit, kita berhemat dulu,” imbuhnya. Ayah dan ibu bisa menjelaskan kepada anak mengapa uang perlu dikelola dan dialokasikan dengan rapi, dan bagaimana caranya. Beri pula penjelasan mengenai budget yang sudah dialokasikan untuk kegiatan rekreasional, dan bila dana tersebut sudah menipis, maka harus berhemat.

5. Ajarkan anak sejak dini

Bena dan istri mulai mengajarkan financial planning ke kedua anak mereka sejak dini, dimulai dengan cara yang paling sederhana. "Dari kecil sudah ajarin ke anak bahwa yang namanya rezeki, menjemput rezeki, apa yang kita usahakan akan membuahkan hasil," ucap Bena.

Anak pertamanya kini berusia 6 tahun, dan anak kedua 3 tahun. “Nanti kalau sudah besar akan diajarkan lagi ketika sudah kerja seperti ayah, uang bisa ditabung. Uang jangan langsung dihabiskan. Harus ada yang buat amal, keperluan atau dana darurat, baru kebutuhan sehari-hari," lanjutnya.

Fitur kantong bersama juga bisa dipakai bersama anak. “Ketika anak mulai besar dan sudah bisa dikasih ATM sendiri, kantong bersama bisa dmanfaatkan. Kami sebagai orang tua bisa memantau penggunaannya bersama-sama," pungkas Bena untuk mengelola keuangan secara syariah. (nid)

____________________________________________

Ilustrasi: Image by Freepik