manfaat vitamin K2 untuk menjaga kesehatan tulang

Menjaga Kesehatan Tulang, Jangan Lupakan Vitamin K2

Sudah jadi pemahaman umum suplemen kalsium dan vitamin D adalah “senjata” untuk melawan osteoporosis. Namun ternyata, kalsium dan vitamin D saja tidak cukup untuk menjaga kesehatan tulang. Salah-salah, justru bisa merugikan kesehatan.

Kalsium memang sangat penting untuk kekuatan dan kesehatan tulang. “Sebanyak 99% kalsium dalam tubuh ada di tulang dan gigi. Bila kadar kalsium dalam darah rendah, maka kalsium yang ada di tulang akan dibongkar,” papar dr. Laura Anasthasya, Sp.PD-FINASIM.

Ia melanjutkan, rendahnya asupan kalsium dan insufisiensi vitamin D bisa menjadi penyebab terjadinya osteoporosis. “Kurangnya asupan kalsium bisa menyebabkan penurunan kepadatan mineral tulang, sehingga meningkatkan risiko patah tulang,” terang dr. Laura, dalam Webinar Kefarmasian bertajuk Sinergi vitamin K2, D3 dan Kalsium untuk kesehatan tulang dan Jantung, Sabtu (15/7/2023).

Namun sayangnya, suplemen kalsium atau vitamin D saja bisa menjadi bumerang. Penelitian menemukan, ada risiko kesehatan lain yang bisa ditimbulkan dari konsumsi suplemen kalsium atau vitamin D saja.

Risiko Penyakit Jantung akibat Kalsium

Risiko penyakit jantung akibat kalsium bukanlah hoaks belaka. “Bukti ilmiah terbaru menunjukkan, peningkatan konsumsi suplemen kalsium bisa mempercepat terjadinya kalsifikasi di dinding pembuluh darah dan jaringan lunak,” papar dr. Laura.

Kalsifikasi disebut juga dengan pengapuran, yaitu kondisi di mana garam kalsium terakumulasi di dalam jarungan tubuh hingga menyebabkan penumpukan kalsium. Kalsifikasi pada dinding pembuluh darah membuat pembuluh darah menjadi kaku serta berkurang kemampuannya untuk mengembang dan berkontraksi. Bila kalsifikasi terjadi pada arteri koroner, risiko gangguan pada jantung pun mengintai karena darah yang masuk ke otot jantung jadi terhambat.

Sebuah studi yang dipublikasi di jurnal ilmiah ternama British Medical Journal (BMJ) mengungkapkan efek dari suplementasi kalsium terhadap peningkatan risiko serangan jantung. “Adapun studi oleh Bolland, dkk (2013) menemukan bahwa suplemen kalsium monoterapi meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke,” ucap dr. Laura.

Selain suplemen kalsium sebagai monoterapi, suplemen kalsium yang dikombinasi dengan vitamin D juga sering digunakan untuk mengatasi osteoporosis. “Vitamin D merangsang untuk penyerapan kalsium di usus, serta penyerapan kalsium dan fosfat di ginjal,” jelas dr. Laura.

Tak heran bila suplemen vitamin D sering direkomendasikan untuk memelihara kesehatan tulang. Namun demikian, konsumsi suplemen vitamin D juga bisa menimbulkan masalah. “Penelitian oleh Christopher Galagher, dkk (2014) menemukan insiden hiperkalsiuria dan hiperkalsemia pada perempuan usia menopause yang mendapat suplemen kalsium dan vitamin D,” imbuh dr. Laura.

Menjaga Kesehatan Tulang: Tambahkan Vitamin K2

Untuk menjaga kesehatan tulang sekaligus mencegah penumpukan kalsium di jaringan lain, diperlukan satu nutrisi lagi di samping kalsium dan vitamin D: vitamin K2. “Vitamin K2 bisa menghambat kalsifikasi arteri dan pengerasan arteri,” terang dr. Laura Anasthasya, Sp.PD-FINASIM. Penelitian tentang K2 memang berkembang pesat dalam 10 tahun terakhir, terutama efeknya terhadap tulang dan kardiovaskular.

Ia melanjutkan, studi oleh Jun Iwamoto, dkk (2000) menunjukkan efek positif dari pemberian suplemen vitamin D3 dan K2 pada perempuan menopause. “Densitas massa tulang atau BMD meningkat paling signifikan dengan kombinasi suplemen vitamin D3 dan K2, dibandingkan suplemen vitamin D3, vitamin K2, dan kalsium saja,” ujar dr. Laura. Pemberian vitamin K2 pada ibu hamil juga sudah terbukti aman.

Ada vitamin K1, ada K2. Jangan salah, meski sama-sama vitamin K, keduanya memiliki fungsi yang berbeda. “Vitamin K1 berperan dalam proses pembekuan darah, sedangkan yang berperan untuk membantu penyerapan kalsium dari darah ke tulang adalah vitamin K2,” papar dr. Laura. Vitamin K2 telah digunakan secara luas untuk mengatasi masalah tulang dan kalsifikasi.

Berbeda dari vitamin K1 yang banyak terdapat pada sayuran hijau serta mudah dipenuhi dari asupan makanan sehari-hari, vitamin K2 tidak demikian. “Sumber Vitamin K2 utamanya makanan fermentasi seperti natto dan keju gouda, meski ada juga pada kuning telur dan hati ayam. Vitamin ini diproduksi oleh bakteri di usus,” jelasnya. Namun demikian, hanya 25% vitamin K2 yang terpenuhi dari makanan sehari-hari.

Vitamin K2 bekerja sebagai kofaktor yang diperlukan untuk aktivasi protein osteocalcin, diproduksi oleh sel osteoblast di tulang. “Osteocalcin yang teraktivasi mengikat kalsium bebas di dalam darah dan memastikan kalsium yang tersedia untuk pembentukan tulang,” jelas Apt. Windu Sari, S.Si, Product Manager PT Imedco Djaja.

Tak hanya itu vitamin K2 juga mengaktifkan matrix Gla Protein (MGP). “GMP penting untuk mengikat kelebihan kalsium dalam darah sehingga mencegah kalsifikasi arteri. Vitamin K2 memasitikan penyerapan kalsium ke target yang tepat, yaitu tulang dan gigi,” imbuhnya.

Sertifikat Webinar Kefarmasian Tanggal 15 Juli 2023

Tidak hanya jenis vitamin K yang berpengaruh. Vitamin K2 yang lebih direkomendasikan adalah jenis MK-7 ketimbang MK-4. “MK-7 memiliki waktu paruh yang lebih panjang, yaitu hingga 72 jam. Juga lebih mudah diserap,” terang dr. Laura. MK-7 lebih banyak ditemukan dalam makanan fermentasi, sedangkan MK-4 lebih banyak pada produk hewani.

Suplemen yang mengandung vitamin K2, vitamin D3, dan kalsium yang bekerja secara sinergis, menjadi kunci penting dalam menjaga kesehatan tulang dan mencegah osteoporosis. K2-BONE dari PT Imedco Djaja mengandung ketiga mikronutrisi tadi.

“Vitamin K2, vitamin D3 dan kalsium adalah kombinasi yang paling bersinergi untuk penyerapan kalsium ke target yang tepat,” tandas Windu. K2-BONE mengandung vitamin K2 sebanyak 45 mcg, vitamin D3 400 IU, dan 1.250 mg kalsium karbonat yang setara dengan 500 mg kalsium elemental. “Cukup diminum sekali sehari. Dengan rasa jeruk segar dan tanpa after taste rasa kapur, K2-BONE ditoleransi dengan baik karena tidak menimbulkan mual, sehingga meningkatkan kepatuhan minum secara rutin,” pungkas Windu. (nid)

____________________________________

Ilustrasi: tirachard on Freepik