Makanan yang baik setelah terkena stroke adalah kunci pemulihan. Memilih makanan sehat dapat membantu mengontrol tekanan darah, berat badan, dan mengurangi risiko stroke berulang.
Yang lebih penting, makanan yang tepat akan memberi Anda nutrisi yang cukup untuk pemulihan, juga mendukung terapi yang Anda lakukan.
“Hampir di semua situasi akan sangat baik untuk mengevaluasi gaya hidup dan apa yang Anda makan setelah terkena stroke,” ujar Jordan Chen, RD, dietisien di Heart and Vascular Clinics, di Manhattan, AS, melansir everydayhealth.
Ia menambahkan bahwa diet dan kebiasaan olahraga adalah salah satu faktor yang berkontribusi seseorang menderita penyakit kardiovaskular dan terkena stroke.
Memperhatikan kesehatan jantung secara keseluruhan merupakan faktor penting untuk mengurangi risiko stroke.
Andrew M. Freeman, MD, ketua dari American College of Cardiology’s Nutrition and Lifestyle Group, menegaskan: “Kita bisa memperbaiki stent di arteri, tetapi itu hanyalah tindakan sementara yang membutuhkan bantuan dari perubahan gaya hidup untuk mencegah kekambuhan, tidak hanya untuk stroke tetapi juga penyakit jantung.”
American Stroke Association (ASA) merekomendasikan diet Mediteranian dan DASH (dietary approaches to stop hypertension; diet khusus hipertensi) untuk mempercepat pemulihan pasca stroke dan mencegah serangan berulang.
Kedua pola makan tersebut menitikberatkan pada konsumsi makanan tinggi sayuran, buah, kacang-kacangan, polong-polongan, ikan dan daging ayam secukupnya. Sebaliknya sangat membatasi makanan olahan, produk susu, daging merah dan makanan/minuman manis.
Dalam laman cleavelandclinic dijelaskan ada beberapa kelompok makanan yang harus dikonsumsi setelah terkena stroke.
1. Makanan yang bervariasi
Karena tidak ada satu jenis makanan pun yang mengandung semua nutrisi, sangat disarankan untuk mengonsumsi makanan yang bervariasi setiap hari. Utamakan sayuran hijau tua atau oranye, kacang-kacangan dan protein rendah lemak.
2. ‘Pelangi’ di piring Anda
Untuk mendapatkan manfaat perlindungan melalui makanan, penting untuk memilih berbagai buah dan sayur yang berwarna-warni setiap kali makan. Sebagai informasi, zat warna alami dalam buah dan sayur adalah sumber antioksidan tinggi. Setiap warna – misalnya merah, hijau atau biru - mengandung antioksidan yang berbeda.
3. Usahakan 5 buah dan sayur per hari
Pastikan Anda makan 5 porsi buah dan sayur setiap hari. Satu porsi sayur setara dengan 1 cangkir sayuran hijau mentah, atau ½ cangkir sayuran matang. Sedangkan satu porsi buah setara dengan satu potong buah ukuran sedang (seukuran bola tenis), satu buah pisang, 1 cangkir buah-buahan potong.
4. Batasi lemak jenuh dan kolesterol
Tubuh membutuhkan kolesterol untuk menjaga kesehatan sel-sel tubuh. Tetapi kolesterol dan lemak jenuh berlebih akan meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung.
Lemak jenuh cenderung akan mengeras di suhu ruangan dan banyak ditemukan dalam produk hewani seperti daging, keju, kuning telur, mentega, es krim, dan beberapa minyak nabati (sawit dan kelapa).
5. Kurangi garam
Makan terlalu banyak garam (natrium/sodium) dapat menyebabkan tubuh menahan cairan dan meningkatkan tekanan darah. Tidak menambahkan garam ke makanan di meja adalah salah satu cara mengurangi konsumsi garam, tetapi itu saja tidak cukup.
Garam juga dipakai sebagai pengawet makanan, sehingga penting untuk membatasi makanan awetan, makanan kaleng, makanan olahan. Camilan gurih biasanya juga tinggi garam.
6. Cukupi kebutuhan potasium
Asupan potasium/kalium yang memadai diperlukan untuk mempertahankan fungsi jantung. Kalium berlimpah dalam buah, sayuran dan produk susu.
Buah tinggi kalium antara lain pisang, apricot, jeruk, melon dan apel. Sayuran tinggi potasium seperti kentang, ubi jalar, bayam, zucchini dan tomat.
7. Kurangi gula tambahan
Konsumsi gula tambahan berlebih dikaitkan dengan hipertensi, obesitas, diabetes tipe 2 dan dislipidemia, yang semuanya merupakan faktor risiko stroke.
Contoh gula tambahan adalah gula putih, gula merah, madu, tetes tebu, selai dan minuman manis. (jie)