8 dari 10 anak indonesia kurang omega 3
8 dari 10 anak indonesia kurang omega 3

8 Dari 10 Anak Indonesia Kurang Omega 3, Penuhi Asupan Gizi Mulai dari Sarapan

Asupan omega 3 dan 6 penting untuk menunjang tumbuh kembang anak, terutama perkembangan otaknya. Faktanya sebagian besar anak Indonesia kurang asupan omega 3 harian. 

Omega 3 merupakan jenis lemak esensial (lemak yang tidak diproduksi tubuh sehingga harus dipenuhi dari makanan) yang menawarkan beragam kebaikan, mulai dari membantu menjaga kesehatan mata, meningkatkan fungsi otak hingga menurunkan risiko kanker.

Omega 3 terbagi menjadi tiga jenis, yaitu ALA (Alpha-Linolenic Acid), DHA (Docosa-Hexaenoic Acid) dan EPA (Eicosa-Pentaenoic Acid). Ketiga jenis tersebut termasuk dalam kelompok asam lemak tak jenuh, sehingga tergolong sebagai lemak yang menyehatkan.

Studi yang dirilis di British Journal of Nutrition menyebutkan konsumsi asam lemak esensial anak usia 4-12 tahun di Indonesia di bawah standar WHO. Riset ini melibatkan lebih dari 45 ribu anak-anak. Peneliti juga mendapati bila 8 dari 10 anak Indonesia kurang omega 3 harian. 

Prof. Dr. Ir. Made Astawan, MS, salah satu ketua PERGIZI PANGAN Indonesia, mengatakan bahwa secara ilmiah terdapat korelasi erat antara asupan Omega 3 & 6 yang cukup dengan proses tumbuh kembang anak. 

“Masing-masing asam lemak omega tersebut memiliki fungsi yang berbeda. Omega 3 terbagi menjadi tiga jenis, yaitu DHA, EPA dan ALA, di mana masing-masing memiliki fungsi yang penting, yaitu: membantu meningkatkan kemampuan kognitif, meningkatkan konsentrasi dan daya ingat, menekan depresi dan kecemasan, hingga menjaga daya visual,” terang Prof. Made, dalam acara Pentingnya Sarapan Bergizi dengan Omega 3&6, di Jakarta (24/8/2023).  

Sedangkan asam lemak omega 6 yang terdiri dari linolenic acid (LA) dan arachidonic acid (ARA) berfungsi sebagai sumber energi dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Semua fungsi tubuh perlu dijaga dalam kondisi baik agar anak-anak dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal. 

“Sesuai saran Kementerian Kesehatan, anak-anak disarankan untuk mengonsumsi dan memenuhi kebutuhan omega 3 sebanyak 0,7 – 0,9 gram per hari. Kesenjangan asupan gizi ini otomatis berpotensi menghambat masa depan dan terwujudnya Generasi Emas 2045,” tambah Prof. Made.

Omega 3 banyak ditemukan pada ikan makarel, sarden, salmon, telur, biji chia atau sayuran hijau. Sementara makanan sumber omega 6 antara lain kedelai, almond, tahu dan tempe.

Dimulai dari sarapan

Ungkapan “Sarapan adalah makan terbaik dalam sehari” bukan tanpa alasan. Ini menggambarkan pentingnya asupan energi dan gizi di pagi hari. Tidak hanya sebagai modal energi, tetapi juga berdampak pada fisik dan emosi anak. 

Sayangnya sarapan belum menjadi kebutuhan di Indonesia. Menurut berbagai kajian, 17-59% anak Indonesia tidak sarapan. Penelitian di Jabodetabek, 30-40% anak dan remaja tidak sarapan. 

Baca: Manfaat Sarapan Membentuk Pola Makan Sehat dan Menjaga Berat Badan

Idealnya menu sarapan juga harus mengandung makronutrien (karbohidrat, protein, lemak) dan mikronutrien (vitamin, mineral), termasuk asupan omega 3&6. Sarapan yang bergizi dapat mengatur suasana hati anak, empati kepada orang-orang di sekitarnya, dan aktif baik secara mental maupun fisik.

Penelitian membuktikan hubungan antara rasa lapar dengan kesulitan belajar dan masalah perilaku, terutama berkelahi, mencuri, bermasalah dengan guru, tidak mengindahkan aturan, dan bonding dengan orangtua. 

Studi di sekolah negeri di Philadelphia dan Baltimore (Amerika Serikat) menunjukkan, masalah seperti absen dan terlambat serta masalah perilaku seperti hiperaktivitas, lebih umum terlihat pada anak yang kelaparan. 

Empat bulan setelah program sarapan gratis dimulai, jumlah siswa yang sarapan meningkat hampir dua kali lipat. Dilaporkan, mereka jauh lebih perhatian di kelas, nilai matematika membaik, sebaliknya masalah perilaku dan emosional menurun. (jie)

Baca juga: Penting, Suplemen Omega 3 Selama Kehamilan Cegah Hipertensi Pada Anak