Jarang olahraga membuat Tea Specialist Ratna Somantri mudah kena flu, terutama di musim hujan. Sejak rutin minum white tea, flu jarang menyambangi. “Sudah empat tahun saya minum white tea, sebelumnya lebih banyak green tea.” Dari semua jenis teh, white tea memiliki kandungan antioksidan yang paling tinggi. Berasal dari pucuk daun, “Proses produksinya sangat alami sehingga antioksidannya benar-benar terjaga.”
Ratna biasa mengonsumsi white tea dan green tea. Minimal ia nge-teh pagi dan malam hari. Juga di sore hari bila sedang tidak ada acara. Pernah ia kehabisan stok white tea hingga dan menggantinya dengan teh jenis lain. Ditambah jadwalnya kala itu yang padat, “Langsung kena flu.”
Pernah ia begitu sibuk dan hanya sempat minum teh celup di malam hari. “Kulit jadi kering dan BAB (buang air besar) tidak lancar,” ujarnya. Ia rasakan, rutin minum teh membuat metabolisme tubuhnya lancar. “Semula tidak menyadari. Tapi begitu berhenti minum teh, efeknya terasa.”
Saat haid, ia mengonsumsi teh bunga kamomil (chamomile). Nyeri hebat yang dirasakan saat datang bulan, berangsur hilang. Kamomil memiliki efek rileks sehingga otot-otot di rahim yang berkontraksi saat haid, jadi lebih rileks. Ia minum dua gelas teh kamomil hangat, ketika nyeri haid menyerang.
Proses menyiapkan teh sendiri merupakan ‘obat’. Biasa sibuk dan serba cepat, menyiapkan teh harus teliti mulai dari memeriksa kehangatan air untuk menyeduh, dan seterusnya. “Itu membuat kita lebih sabar dan stay calm. Seperti meditasi sederhana.” (nid)