melancarkan bab, mengatasi sembelit

Melancarkan BAB Dengan Bahan Alami

Sembelit, konstipasi, atau susah buang air besar (BAB), siapapun pernah mengalaminya. Bukan masalah serius jika dialami sesekali, namun gangguan pola defekasi ini bisa sangat mengganggu jika dialami dalam waktu lama atau berulang. 

Konstipasi terjadi ketika gerak peristaltik usus besar melambat atau karena hal lain. Pada sebagaian orang, usus besar bisa bergerak tiga kali sehari, sementara pada yang lain mungkin hanya 1-3 kali seminggu. Jika periodenya lebih lama dari 3 hari, feses akan menjadi keras dan sulit keluar.

Anda bisa disebut mengalami konstipasi jika BAB kurang dari 3 kali seminggu, atau kurang dari biasanya. Juga bila feses terlalu besar atau kecil dan kering, susah dikeluarkan. Ketika BAB, Anda harus berusaha keras – mengejan – untuk mengeluarkan feses. Dan, mungkin juga ada perasaan tidak tuntas setelah BAB, sakit perut dan kembung.

NHS (National Health Service) menekankan, jika Anda merawat lansia atau orang dengan demensia, sembelit mungkin tidak terdeteksi. “Waspadai perubahan perilaku apa pun seperti kebingungan, karena itu mungkin berarti mereka kesakitan atau tidak nyaman,” saran mereka di laman nhs.uk. 

Beberapa hal diketahui bisa menyebabkan sembelit, seperti: 

  1. Kurang konsumsi serat atau tidak cukup minum
  2. Kurang bergerak, olahraga atau jarang melakukan aktivitas fisik
  3. Sering tidak menghiraukan dorongan untuk “ke belakang”
  4. Merubah pola makan (diet)
  5. Efek samping obat
  6. Stres dan depresi

Baca: Anda Kerap Sembelit? Jangan-Jangan Kurang Gerak

Bahan alami ini bisa melancarkan BAB

Untuk membantu mengatasi konstipasi, American Dietetic Association merekomendasikan konsumsi serat sebanyak 20-35 gram per hari. Serat adalah zat non gizi yang tidak dapat dicerna oleh usus, namun sangat membantu kesehatan pencernaan, salah satunya melancarkan BAB. 

Sebagai informasi serat terbagi menjadi serat larut (soluble) dan serat tidak larut (insoluble). Serat larut dapat bercampur dengan air, dan melalui proses pencernaan berubah menjadi gel. Serat jenis ini membuat feses lebih padat. 

Sementara serat insoluble melewati pencernaan hampir tanpa berubah bentuk. Ia berfungsi membuat feses lunak sehingga lebih mudah dikeluarkan, melancarkan BAB. 

Selain serat, ada beberapa bahan alami yang mampu melancarkan BAB, seperti: 

1. Lidah buaya (aloe vera)

Lidah buaya mengandung antrakuinon glycosidesaloin A dan B, yang membantu pergerakan usus, sehingga sering digunakan sebagai obat pencahar yang kuat. Uniknya, lidah buaya jika dikonsumsi saat diare justru berefek mengurangi rasa ingin “ke belakang”.

“Jika seseorang ingin mencoba jus lidah buaya untuk pertama kali, disarankan memulainya dengan porsi kecil. Satu sajian biasanya setara dengan satu cangkir atau delapan ons jus,” kata Natalie Olsen, RD, LD, ACSM, melansir Medical News Today. 

Memoriam Sloan Kettering Cancer Center mencatat minum jus lidah buaya – jika belum terbiasa – dapat menyebabkan sakit perut dan ketidakseimbangan elektrolit.  

2. Daun Senna

Salah satu tanaman yang banyak dimanfaatkan untuk melancarkan BAB adalah daun Senna (Cassiae sennae folium). Kandungan zat sennosides-nya bersifat laksatif. 

Committee on Herbal Medicinal Product (HMPC) di Eropa, telah menilai keamanan daun senna berdasarkan laporan para ahli, pengalaman klinis, serta beberapa studi (sebagian besar pada lansia dengan sembelit jangka panjang atau parah). 

Riset-riset tersebut membandingkan produk daun senna, yang dikonsumsi bersama serat, dengan pengobatan lain untuk konstipasi (seperti laktulosa). HMPC menilai, bahwa senna yang dikonsumsi bersama serat sama efektifnya dengan obat sembelit untuk mengatasi konstipasi.   

3. Adas

Menurut HMPC, tanaman dengan nama Latin Foeniculi vulgaris ini telah lama dimanfaatkan untuk mengatasi kembung dan gejala yang berhubungan dengan perubahan komposisi mikrobiota usus -  terutama disebabkan oleh infeksi akibat makanan – atau perubahan fisiologis yang menyebabkan melambatnya transit isi usus. 

Juga untuk mengatasi keluhan dispepsia (gangguan lambung), antara lain yang melibatkan perubahan motilitas (pergerakan) fungsional otot polos lokal yang disebabkan oleh kelainan hormonal, infeksi helicobacter(bekteri di lambung), stres dan gangguan lainnya.  

HMPC menekankan, kecuali disarankan oleh dokter atau farmasis, sesorang tidak seharusnya mengonsumsi minyak adas untuk waktu lama (beberapa minggu). Karena kurangnya bukti uji klinis, dan data keamanan penggunaan jangka panjang atas sediaan adas, batas waktu untuk pengobatan sendiri yang disarankan adalah dua minggu.

Konsumsi dalam dosis terstandar

Salah satu masalah dalam mengonsumsi obat herbal adalah dosis yang sesuai untuk bisa menimbulkan efek yang diharapkan, dalam hal ini melancarkan BAB. 

Selain itu, pada sebagian besar orang, mengonsumsi salah satu atau kombinasi ketiga herbal tersebut membutuhkan waktu untuk persiapan, mulai dari memilih bahan baku yang sesuai, memasaknya hingga dikonsumsi. 

Sehingga lebih masuk akal bila mengonsumsinya dalam sediaan (produk obat) yang sudah terstandarisasi dosisnya. Saat ini di pasaran sudah tersedian sediaan untuk melancarkan BAB yang mengandung kombinasi daun senna, lidah buaya dan adas. (jie)

Baca juga: Frekuensi Buang Air Besar Dikaitkan dengan Risiko Serangan Jantung