manfaat cranberry untuk kesehatan

3 Manfaat Cranberry Untuk Kesehatan Paling Menonjol

“Merah berarti berani” idiom tersebut tampaknya juga berlaku di dunia tumbuhan. Si merah cranberry ini kaya antioksidan yang tidak hanya mencegah penyakit, tetapi juga berani melawan bakteri. 

Cranberry (Vaccinium macrocarpon) merupakan buah yang masih satu famili dengan blueberry, bilberry dan lingonberry. Rasanya asam dan tajam, sehingga jarang dimakan mentah, paling sering dikonsumsi sebagai jus, atau sebagai bahan pastry.  

Dalam satu porsi cranberry 80 gram mengandung sekitar 10 mg vitamin C, 76 mg potasium, 3,2 g serat, 2,7 g gula dan 2,7 g karbohidrat. Namun yang paling menonjol dari buah merah ini adalah kandungan senyawa bioaktifnya, khususnya golongan polifenol yang bersifat antioksidan. 

Banyak dari senyawa bioaktif tersebut terkonsentrasi di kulit. Riset E. Pappas, et al, menyebutkan polifenol quercetin paling melimpah di cranberry. Bahkan, cranbbery adalah salah satu sumber utama quercetin.

Dalam Journal of Agricultural Food and Chemistry, juga dijelaskan bila cranberry tinggi myricetin, antioksidan juga diketahui memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan. Demikian pula studi tahun 2007 yang menjelaskan bila cranberry mengandung senyawa peonidin yang bersifat antikanker. 

Sebagai antikanker, peonidin bersama senyawa cyanidin memicu kematian sel tumor (kanker), menurunkan ekspresi matriks yang terkait dengan metastasis tumor prostat, dan memiliki aktivitas antiradang.  

Yang tidak kalah banyak adalah kandungan proanthocyanidin, khususnya tipe A. polifenol ini disebut juga tannin kental, diketahui efektif melawan infeksi saluran kemih (ISK). Riset di BMC Infectious Diseases menjelaskan secara tradisional buah cranberry dikonsumsi untuk mengatasi infeksi saluran kemih. Proanthocyanidin (PAC), khususnya tipe A telah terlibat mampu menghambat perkembangan bakteri E. coli.

Berikut manfaat buah cranberry yang sudah terbukti bermanfaat secara ilmiah: 

1. Mencegah ISK berulang

Nicola Shubrook, dietisien sekaligus anggota dari British Association for Nutrition menjelaskan, “PAC memiliki sifat antibakteri alami dan dapat membantu mencegah Escherichia coli menempel di permukaan kandung kemih dan saluran kemih sehingga menyebabkan infeksi (ISK).”                                                                                                                                                 

Sudah banyak riset yang menyebutkan mengonsumsi jus cranberry atau suplemen cranberry mempu menurunkan risiko infeksi saluran kemih, baik pada anak atau dewasa. Salah satunya di jurnal Clinical Infectious Diseases (2012) yang membuktikan bila jus cranberry mampu mencegah kekambuhan ISK pada anak-anak. Kemudian meta-analisis dalam the Journal of Urology (2013) menjelaskan bahwa cranberry menurunkan kekambuhan ISK pada perempuan. 

2. Mengurangi risiko tukak lambung

“Senyawa PAC - antibakteri  - di cranberry juga diketahui dapat mengurangi risiko tukak lambung dan kanker lambung yang disebabkan oleh Helicobacter pylori,” imbuh Shubrook, melansir bbcgoodfood. 

Riset Lian Zhang, dkk, menjelaskan pemberian jus cranberry 500 ml selama 30 hari efektif menurunkan kasus terinfeksi H.pylori hingga 14,43%, dibanding 5,44% pada kelompok plasebo. Total partisipan adalah 189 orang. 

Peneliti menyimpulkan konsumsi jus cranberry secara teratur dapat menekan infeksi H.pylori di lambung pada populasi yang menderita penyakit endemik.

3. Mendukung kesehatan jantung

Sejumlah penelitian pada manusia menyatakan konsumsi jus atau ekstrak cranberry secara teratur dapat mengurangi beberapa faktor risiko utama penyakit jantung. 

“Ini termasuk meningkatkan keseimbangan kolesterol, menurunkan tekanan darah dan mengurangi senyawa yang disebut homosistein, yang diketahui merusak lapisan pembuluh darah,” Shubrook menambahkan. 

Sebagai catatan, jus cranberry atau produk (suplemen) cranberry biasanya aman bagi kebanyakan orang, jika dikonsumsi dalam jumlah sedang. Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan sakit perut dan buang air besar. 

Cranberry dan produk cranberry uga mungkin mengandung oksalat dalam jumlah tinggi, yang dapat meningkatkan risiko batu ginjal pada mereka yang memiliki kecenderungan tersebut. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsinya secara rutin dan dalam jumlah banyak. (jie)