Terbangun di tengah malam, semua orang pernah mengalami. Bisa karena ingin buang air kecil, suhu ruangan panas atau tanpa sebab sama sekali.
Menurut Alexa Kane, PsyD, psikolog klinis dari Cleveland Clinic, “Bangun tengah malam umum terjadi. Biasanya tidak berbahaya.” Kane menyatakan, tidur terdiri 4 - 6 fase atau tahapan. Setiap fase berlangsung sekitar 70 - 120 menit.
Pada setiap akhir fase, sebelum memasuki tahap tidur berikutnya, kita bisa terbangun. Apalagi saat menjelang akhir fase terjadi gangguan. Misalnya karena ingin buang air kecil atau bermimpi. Hal seperti itu, kata Kane, “Tak perlu dikuatirkan. Itu kondisi alami, sebagai penanda jam biologis tubuh.“
Hampir tidak ada yang tidur terus sepanjang malam. Umumnya, kita terbangun 1 hingga 6 kali dalam semalam. Bisa tidak disadari, karena hanya terbangun sebentar kemudian kembali tertidur. Terbangun dari tidur sekitar pukul 01.00 – 03.00 pagi. Bisa karena hal sepele seperti ingin mengubah posisi bantal atau mengubah posisi tidur dari telentang ke posisi miring kiri atau kanan.
Pengaruh usia
Menurut pakar tidur Dr. Shelby Harris, "Dalam semalam, semua orang terbangun sekitar 5 - 7 kali, untuk menyelesaikan siklus tidur yang lengkap. Setiap terbangun berlangsung sangat singkat, dan biasanya langsung tidur lagi." Ia menegaskan, bangun tengah malam sebanyak dua tiga kali, benar-benar merupakan hal yang biasa. “Tidak masalah, selama Anda bisa tidur kembali dengan relatif cepat.”
Faktor usia ikut berpengaruh. Orang dengan usia lebih muda, umumnya terbangun 1-2 kali. ”Mereka dengan usia yang lebih tua, cenderung tidurnya terputus-putus,” papar penulis buku The Women's Guide to Overcoming Insomnia ini. Berapa pun usia seseorang, yang lebih penting adalah berapa lama durasi terbangun dari tidur. Dan juga, apakah bangun tengah malam membuat kondisi tidak fresh saat bangun pagi.
“Anda bisa terbangun dua tiga kali semalam. Kalau Anda satu kali terbangun selama satu jam, beberapa kali dalam seminggu, bisa menjadi masalah," kata Dr. Harris di laman Well and Good.
Gangguan tidur
Terbangun di malam hari, dan sulit untuk tidur kembali, berarti ada hal yang tidak wajar. Bisa menjadi penanda terjadi gangguan tidur atau insomnia. Kata Dr. Kane, insomnia ditandai dengan munculnya gejala seperti mengalami kecemasan. Kondisi ini bisa mengaktifkan sistem saraf simpatif, yaitu sistem saraf yang berperan merespons stres.
Saat sistem saraf ini aktif, otak beralih dari mode tidur ke mode bangun. Pikiran bisa terpacu, detak jantung lebih cepat dan tekanan darah naik. Kondisi itu, “Membuat Anda lebih sulit untuk tidur lagi,” katanya.
Untuk bisa kembali tidur, lakukan:
Tenang. Jangan panik bila terbangun, kemudian tidak segera bisa tidur lagi. Tak perlu ke dokter bila sesekali mengalami hal seperti ini. Ini kondisi normal, terjadi pada semua orang.
Hindari ponsel. Hindari aktivitas yang bisa membuat sulit tidur lagi. Membuka ponsel dan ada sesuatu yang membuat kesal, atau ingin berlama-lama karena menyenangkan, membuat mata melek berlama-lama. Jauhkan ponsel, jangan tergoda.
Aktivitas yang bikin bosan. Setelah 30 menit terbangun dan belum terasa ingin tidur lagi, lakukan hal membosankan seperti baca buku yang tidak disukai. Bila lewat satu jam kantuk belum juga datang, dan terjadi setiap malam selama seminggu, itu gejala middle of the night insomnia. Ada baiknya konsultasi ke dokter. (sur)