Luka: Sembuhkan tanpa Bekas agar Tak Menjadi Duka
luka

Luka: Sembuhkan tanpa Bekas agar Tak Menjadi Duka

Luka kadang dianggap sepele. Padahal begitu sering kita melihat bahwa luka bisa menjadi duka yang berkepanjangan. Seseorang yang menderita luka akan mengalami gangguan fisik dan emosional, yang pada akhirnya akan memengaruhi kualitas hidupnya.1

Mari kita pahami dulu perjalanan luka. Ketika kulit terluka, tubuh terus berproses untuk memicu penyembuhan luka. Penyembuhan luka adalah proses yang kompleks; banyak faktor yang bisa membuat luka sulit sembuh. Misalnya saja penyakit kronis tertentu (seperti diabetes, penyakit Raynaud, penyakit jantung, dan artritis reumatoid), dan penuaan yang membuat kulit lebih rentan terhadap kerusakan dan lebih lambat diperbaiki. 2

Banyak yang percaya bahwa membiarkan luka terbuka dan mengering dengan sendirinya, akan membantu mempercepat penyembuhan luka. Padahal, yang terjadi justru sebaliknya. Penelitian telah menunjukkan bahwa dalam kondisi lembap, sel-sel akan tumbuh, membelah dan bermigrasi dengan kecepatan yang lebih tinggi untuk mengoptimalkan proses penyembuhan luka. Keropeng yang menghambat pembentukan jaringan baru pun bisa dicegah. Hal ini membantu mengurangi risiko jaringan parut, sehingga meningkatkan hasil yang estetik.

Agar Luka Tidak Berbekas

Kulit yang terluka cenderung menjadi kering, lantaran saat terjadi luka, kulit kehilangan cairan (transepidermal waterloss) sebanyak 4x lebih banyak dibandingkan dengan keadaan normal. 3 Hilangnya cairan dalam jumlah banyak pada kulit yang luka akan menyebabkan dehidrasi keratinosit. Ini akan memicu pelepasan sitokin dan mengaktifkan fibroblas dermal sehingga produksi kolagen meningkat, yang menyebabkan munculnya bekas luka berupa jaringan parut ( Meaume et.al, 2014). 4

Gambar 1. Mekanisme terjadinya bekas luka

 

Mengembalikan kelembapan pada kulit yang luka sangat penting karena hidrasi yang cukup pada luka dapat membantu penyembuhan yang optimal, menyamarkan bekas luka dan mengurangi rasa tidak nyaman pada area luka.4 Berikut ini tindakan yang perlu dilakukan pada setiap tahapan luka, untuk membantu kulit memaksimalkan proses penyembuhan5:

  1. Pada fase perdarahan/hemostasis: beri tekanan untuk menghentikan perdarahan.
  2. Pada fase peradangan/Inflamasi: jaga kebersihan luka dengan membersihkan luka, lalu tempelkan plester untuk melindungi luka.
  3. Pada fase penyembuhan/proliferasi: jaga kelembapan untuk menciptakan penyembuhan dengan sempurna.

Memilih Produk Pembersih Luka yang Tepat

Pencucian luka bertujuan untuk membersihkan luka dari kotoran dan bau, mengurangi jumlah bakteri, dan mendukung proses penyembuhan luka. Kulit yang luka tidak memiliki pelindung sehingga memudahkan bakteri untuk masuk lalu menimbulkan infeksi dan kerusakan jaringan di bawah kulit, yang pada akhirnya membuat luka jadi sulit sembuh. Karena itu, pencucian/pembersihan luka berperan amat penting untuk mencegah terbentuknya bekas uka atau scar.

Telah banyak tersedia produk pembersih luka yang dijual bebas, dengan berbagai bahan aktif yang telah teruji klinis dan memiliki izin dari BPOM. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih cairan pembersih luka, di samping hasil uji klinis yang baik. Tak kalah penting, produk juga harus nyaman digunakan, praktis, tidak menimbulkan rasa perih, serta memiliki kemampuan sebagai antiseptik spektrum luas yang mampu mencegah terjadinya infeksi dan resistensi bakteri. Yuk, pelajari tatalaksana luka yang benar, agar luka tidak menjadi duka.

Ditulis oleh: Dr. apt. Lusy Noviani, MM (Praktisi, Trainer dan Dosen FKIK Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya)

_________________________________

Referensi

  1. Hyland ME, Lay A, Thomson B. Quality of life of leg ulcer patients: questionnaire and preliminary findings. Journal of Wound Care. 1994;3:294–298. [PubMed] [Google Scholar]
  2. Ousey K, Atkin L, Conway B et. al. Wound care and dressing selection for pharmacy teams. 2021. London: Wounds UK. https://www.wounds-uk.com
  3. Jourdan M, et.al. Skin Care Management For Medical And Aesthetic Procedures To Prevent Scarring. Clin Cosmet Investig Dermatol. 2019 ;12:799-804
  4. Meaume S, et.al. Management of scars: updated practical guidelines and use of silicones. Eur J Dermatol. 2014;24(4):435-43
  5. Stacey M.Why don’t wounds heal? Wounds International. 2016. 7(1): 16-21

 

Ilustrasi: Image by freepik