menjaga berat badan tidak turun selama terapi kanker
mencegah penurunan berat badan pasien kanker

Menjaga Berat Badan Tidak Turun Selama Terapi Kanker

Walau umum terjadi penurunan berat badan pada penderita kanker, namun sangat penting menjaga agar penurunan tidak terlalu banyak. Sebaliknya penambahan berat badan dapat mempengaruhi kesehatan dan respon terapi. Itu sebabnya nutrisi berperan penting untuk menunjang proses penyembuhan kanker. 

Pasien kanker rentan mengalami kekurangan nutrisi. Antara lain ditandai dengan penurunan berat badan dan perubahan komposisi tubuh, termasuk kehilangan lemak dan massa otot. Proses ini bisa terjadi sebelum, selama atau setelah terapi kanker.

Ruliana, SST, MKes, RD, Kepala Instalasi Gizi, RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang, menjelaskan kanker dan pengobatannya kerap menyebabkan malnutrisi lantaran pasien mengalami anoreksia, gangguan penyerapan gizi akibat mual dan muntah, serta kaheksia.

“Ini adalah sindrom multi organ, yang ditandai dengan penurunan berat badan yang tidak diingikan >10%, hilangnya massa otot, dan inflamasi,” terangnya kepada OTC Digest.

Padahal ahli gizi menyebutkan pasien kanker membutuhkan nutrisi 50% lebih banyak dari orang sehat. Tujuan diet bagi pasien kanker, tukas Ruliana, antara lain mencegah terjadinya malnutrisi dan penurunan berat badan yang lebih lanjut. 

Yang terpenting adalah untuk mencegah pertumbuhan sel kanker pada pasien pasca-operasi, dan mempercepat penyembuhan – terutama setelah operasi. 

Juga untuk memperbaiki mikrobiota usus, “Karena sel kanker akan merubah lingkungan hidup mikrobiota usus, sehingga diperlukan perbaikan melalui pemberian bahan makanan yang tinggi prebiotik (serat),” Ruliana menambahkan. 

Protein tinggi

Kecukupan nutrisi sangat penting untuk membantu melawan efek samping pengobatan, meningkatkan energi, mempertahankan massa otot dan fungsi imunitas, serta mengurangi peradangan.

Bagi pasien kanker, jumlah dan jenis nutrisi yang dibutuhkan berbeda. Protein perlu ditambah untuk mengganti sel-sel yang rusak akibat terapi, dan menjaga massa otot yang menyusut. Rekomendasi terbaru menyarankan asupan protein yang lebih tinggi, yakni 1,2 – 1,5 g/kg berat badan per hari.

“Penelitian membuktikan pemberian diet tinggi protein sebelum dan sesudah operasi pada pasien kanker kolorektal bisa mencegah malnutrisi, mencegah pembukaan luka pasca operasi, mencegah infeksi, dan mengurangi waktu rawat inap,” papar Ruliana.

Pada pasien kanker kolon, misalnya, riset di JAMA Oncology (2018) menyatakan hubungan terbalik antara konsumsi daging merah dan kematian di antara 992 pasien kanker kolon stadium III. Menunjukkan asupan protein yang lebih tinggi mungkin benar-benar bermanfaat untuk pasien kanker.

Sebagian ahli merekomendasi protein minim lemak seperti daging ayam atau ikan. Atau protein nabati, seperti lentil, kacang-kacangan, tahu, tempe, dll. Jika menginginkan daging merah, gunakan daging giling tanpa lemak atau apapun yang mengandung kata ‘Loin’, seperti sirloin atau tenderloin, daripada iga atau steak ribeye.

Suplemen khusus perlu?

Hilangnya nafsu makan, dan mual/muntah pada pasien kanker, baik dengan penurunan berat badan yang signifikan atau tidak, menyebabkan momen makan menjadi tidak menyenangkan. Sehingga selain makanan utama, kerap kali dibutuhkan suplemen untuk melengkapi nutrisi yang dikonsumsi. 

Beberapa produk di pasaran menyediakan susu khusus untuk penderita kanker yang tinggi protein. Terutama BCAA, ini adalah asam amino (protein yang sudah dipecah menjadi molekul-molekul kecil) penting untuk menjaga kesehatan otot, pertumbuhan massa otot, serta mencegah pengecilan otot. 

Beberapa susu khusus kanker juga tinggi serat, vitamin, minera dan mengandung omega-3 (lemak sehat). Studi di jurnal Nutrients (2019) menjelaskan bahwa omega-3 bermanfaat bagi pasien kanker selama masa pengobatan. 

Selain sebagai antiradang dan antinosiseptif (mampu menurunkan sansitivitas rangsang sakit), omega-3 bermanfaat untuk pasien kanker yang mengalami kaheksia.

Untuk mencegah penurunan berat badan dan adanya peningkatan hormon deuretik – memancing kencing berlebih – yang disertai pengeluaran vitamin dan mineral maka, Ruliana menyarankan cukupi asupan mikronutrien seperti:

  • Vitamin C 500 mg/hari
  • Vitamin B1 200 – 300 mg/hari
  • Kalium 2 – 4 mmol/kg/hari
  • Fosfat 0,3 – 0,6 mmol/kg/hari
  • Cairan 20 – 40 ml/kg

Melansir Cancer Research UK, konsumsi makanan tinggi kalori dan protein tampaknya bertentangan dengan diet pada umumnya. “Ini karena anjuran makan sehat bertujuan untuk membantu masalah penambahan berat badan pada masyarakat umum.”

Bagi kebanyakan penderita kanker, kebutuhan energi dan protein yang tinggi hanya bersifat sementara. Anda dapat kembali ke diet rendah energi setelah nafsu makan dan berat badan Anda pulih. (jie)