Pil Kontrasepsi Darurat, Cara Aman Mencegah Kehamilan Tak Diinginkan
pil_kontrasepsi_darurat

Pil Kontrasepsi Darurat, Cara Aman Mencegah Kehamilan Tak Diinginkan

Rasanya, hampir semua orang pernah merasa cemas setelah berhubungan seksual tanpa kontrasepsi.  Menurut Data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), angka kehamilan tidak diinginkan (KTD) di Indonesia mencapai 17,5%. Artinya, ada 17 KTD dari 100 kehamilan yang terjadi. Betulkah pil kontrasepsi darurat bisa membantu?

Idealnya memang, kita menggunakan kontrasepsi rutin untuk mencegah KTD. Ada begitu banyak pilihan kontrasepsi, baik yang hormonal maupun non hormonal, jangka pendek maupun jangka Panjang. Sebut saja kondom, pil kontrasepsi, IUD, hingga metode operasi bila sudah mantap tidak ingin punya anak lagi. Namun tak bisa dipungkiri, ada kalanya kita kecolongan berhubungan intim tanpa kontrasepsi.

Kehamilan tidak diinginkan bisa berdampak besar bagi kesehatan ibu maupun bayi. Secara sadar atau tidak, bisa jadi ibu ‘menolak’ kehamilannya sehingga tidak kontrol kehamilan secara rutin, dan tidak memperhatikan asupan makanannya. Yang lebih berat lagi bila kondisi psikologis ibu sampai ikut terganggu. Ibu lebih berisiko mengalami depresi pasca melahirkan. Semua ini tentu akan memengaruhi Kesehatan janin serta bayi di kemudian hari.

Pil Kontrasepsi Darurat bukan Obat Aborsi

Sebenarnya, ada cara aman dan efektif untuk menghindari KTD dalam kondisi mendesak. Salah satunya dengan pil kontasepsi darurat, yang dalam bahasa Inggris disebut juga morning-after pill atau post pill.

Perlu digarisbawahi, pil kontrasepsi darurat bukanlah obat aborsi. Pil atau obat aborsi mengandung zat tertentu yang bisa menghentikan kehamilan, dengan cara menghambat suplai hormon yang bertugas memelihara dinding rahim. Tanpa hormon-hormon tersebut, kondisi rahim menjadi tidak suportif untuk menjaga kehamilan, sehingga embrio yang telah menempel di dinding rahim akan luruh dengan sendirinya.

Nah, apa yang dimaksud dengan pil kontrasepsi darurat? Pil ini berisikan progestin (hormon progesteron sintetik) berupa levonogestrel dalam dosis tinggi. Di pasaran, biasanya tersedia dua jenis pil. Ada yang berupa dua butir pil dengan kandungan 0,75 mg levonogestrel/pil. Pil seperti ini bisa diminum dua butir sekaligus, atau diberi jarak 12 jam antara dosis 1 dan 2. Ada pula pil tunggal yang mengandung 1,5 mg levonogestrel untuk sekali minum.

Kandungan levonogestrel dalam post pill bekerja dengan cara menunda ovulasi (pelepasan sel telur dari indung telur ke tuba falopi), sehingga tidak dibuahi oleh sperma. Hormon ini juga membuat sekret atau lendir leher rahim lebih kental, sehingga sperma lebih sulit bergerak menuju rongga rahim.

Perlu Segera Diminum

Untuk hasil optimal, post pill perlu dikonsumsi dalam 72 jam (tiga hari) setelah berhubungan intim, dan selambatnya 120 jam (lima hari) pasca hubungan seksual. Efektivitasnya mencegah KTD mencapai 95% bila dikonsumsi dalam 72 jam, dan semakin menurun seiring berlalunya waktu.

Berbeda dengan pil aborsi, post pill tidak bisa menghentikan kehamilan yang telah terjadi. Pil ini tidak lagi efektif bila telah terjadi implantasi calon janin di dinding rahim. Untuk itu, harus dikonsumsi sesegera mungkin setelah berhubungan seksual, sebelum ovum dibuahi oleh sperma. Sisi positifnya, pil tidak akan berefek negatif terhadap janin sandainya diminum saat sudah telanjur terjadi kehamilan.

Di Indonesia, post pill belum bisa dibeli bebas. Untuk mendapatkannya, bisa berkonsultasi ke dokter, dokter kandungan, atau bidan terdekat. Bisa pula berkonsultasi melalui telemedisin untuk mendapatkan resepnya.

Jadi, tak perlu lagi melakukan cara-cara aneh seperti makan nanas muda untuk menghentikan KTD. Ada pil kontrasepsi darurat yang telah terbukti aman dan efektif. Namun demikian jangan selalu mengandalkan pil ini, karena bisa saja sudah terjadi pembuahan sebelum pil dikonsumsi. Lebih baik menggunakan metode kontrasepsi rutin, dan gunakan post pill hanya dalam kondisi mendesak. (nid)

____________________________________________

Ilustrasi: Image by diana.grytsku on Freepik