anak mengalami penurunan nafsu makan

Anak Mengalami Penurunan Nafsu Makan, Apa Yang Perlu Ibu Lakukan?

Tak jarang orangtua menemukan kenyataan bahwa buah hatinya kehilangan atau mengalami penurunan nafsu makan. Perubahan minat ini sering terjadi pada anak karena berbagai faktor mulai faktor fisik, psikologis, dan sosial.

Ternyata Anda tidak sendirian, ini dialami oleh ribuan ibu di seluruh dunia. Studi global menunjukkan bahwa anak yang mengalami gangguan nafsu makan berkisar antara 14% hingga 50% pada anak prasekolah, dan dari 7% hingga 27% pada anak yang lebih besar. 

Sementara di Indonesia, hasil studi IPSOS kepada Ibu yang memiliki anak usia 1-6 tahun, Jabodetabek dan Medan menunjukkan bahwa 55% orangtua di Indonesia menyatakan anaknya memiliki masalah nafsu makan.

Perubahan dalam minat makan anak ini normal dan wajar di masa pertumbuhan dan perkembangan. Meskipun demikian, ibu tetap harus memantau pertumbuhan dan perkembangan anak, mulai dari pencatatan berat dan tinggi badan, serta perkembangan umum anak, lalu menyusun prioritas untuk menyelesaikan permasalahan minat makan anak ini. 

Dr. Muliaman Mansyur, Head of Medical KALBE Nutritionals menjelaskan, kehilangan atau penurunan nafsu makan pada anak umumnya bersifat sementara. Ketika anak mengalami penurunan nafsu makan, penting bagi orangtua menjadi teladan yang baik dalam hal pola makan sehat. Anak-anak sering meniru perilaku orang dewasa, jadi jika orangtuanya menunjukkan minat positif pada makanan sehat, anak-anak terdorong untuk melakukannya juga.

“Orangtua tidak perlu panik dan segera susun prioritas yang tepat ketika anak kehilangan atau berkurangnya nafsu makannya. Kondisi ini normal dan sering terjadi dalam perkembangan anak. Penting untuk tetap tenang tetapi memastikan prioritas utama yaitu memenuhi kebutuhan nutrisi hariannya, menciptakan lingkungan yang mendukung dan positif seputar makanan, serta memberi anak pilihan makanan yang sehat,” ungkap dr. Muliaman, kepada OTC Digest. 

Susu pelengkap makanan utama

Penting diketahui sejak lepas periode ASI eksklusif (6 bulan), walau tetap direkemondasikan memberikan ASI hingga 2 tahun, kebutuhan gizi si kecil tidak lagi bisa dicukupi hanya dengan ASI. Harus dipenuhi dari makanan, dalam hal ini makanan pendamping ASI (MPASI). 

Selepas usia enam bulan, ASI hanya bisa mencukupi kebutuhan energi kurang dari 50%, demikian pula protein (<75%). Vitamin A yang kandungannya paling tinggi di ASI pun tidak lagi cukup. Zat besi dari ASI tidak sampai 10%. Di sini lah pentingnya MPASI.

Baca: 4 Hal yang Perlu Anda Ketahui Saat Memberikan MPASI

Namun dalam kasus anak mengalami penurunan nafsu makan, pemberian susu formula ‘plus-plus’ bisa membantu sebagai pelengkap makanan padatnya. Beberapa produk susu formula anak usia 1 tahun ke atas dilengkapi dengan probiotik, minyak ikan (sumber omega-3), serat dan tinggi kalsium. Juga beberapa vitamin, misalnya A, C, E, hingga zinc untuk mendukung tumbuh kembangnya. 

Kandungan minyak ikan pada susu formula bisa membantu anak mencapai berat dan tinggi badan ideal, serta berfungsi sebagai booster nafsu makan. Probiotik dan serat untuk menjaga imunitasnya.  

Saat anak menerima semua nutrisi yang diperlukan, termasuk vitamin, mineral, protein dan karbohidrat, itu membantu menjaga keseimbangan nutrisi. Keseimbangan nutrisi yang baik dapat mempengaruhi nafsu makan. 

Anak yang mendapatkan nutrisi yang cukup cenderung lebih sehat dan memiliki nafsu makan yang lebih baik. Anak yang merasa kurang nyaman atau tidak sehat mungkin kehilangan nafsu makan. Oleh karena itu, dengan memperbaiki fungsi pencernaan dan penyerapan nutrisi, anak akan merasa lebih sehat dan memiliki selera makan yang lebih baik. (jie)