memakai headphone dan earbuds bisa merusak pendengaran
memakai headphone dalam waktu lama merusak pendengaran

Bagaimana Headphone dan Earbuds Pelan-Pelan Bisa Merusak Pendengaran

Mendengarkan musik atau podcast - memakai headphone dan earbuds – bisa menjadi waktu me time favorit kita. Tetapi sayangnya ini bukan hal terbaik untuk pendengaran kita. Memakai headphone atau earbuds dalam waktu lama berpotensi merusak pendengaran.

Pada 180th Meeting of the Acoustical Society of America, 8-10 Juni 2021 lalu dijelaskan bahwa tingkat kebisingan yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pendengaran di masa depan.

Anak-anak, remaja dan dewasa muda sangat berisiko bila mereka kerap mendengarkan musik selama berjam-jam per hari, dengan volume tinggi melibihi 70 desibel (batas aman yang direkomendasikan oleh The National Institute of Health/NIH).

WHO memperkirakan sekitar 50% orang usia 12 – 35 tahun berisiko mengalami kerusakan pendengaran akibat terlalu lama terpapar suara keras, seperti saat mendengarkan musik melalui perangkat audio pribadi (gawai, MP3 player, dll).

“Dalam skala luas, komunitas medis dan audiologi, serta masyarakat umum tidak mengerti bahwa kerusakan pendengaran yang signifikan bukanlah bagian dari penuaan yang normal, tetapi sebagian besar disebabkan kebisingan,” terang Dr. Daniel Fink, ketua dewan the Quiet Coalition, melansir Healthline.

“Tanpa paparan suara keras, kita seharusnya bisa mendengar dengan baik hingga usia tua, sesuatu yang umumnya tidak terjadi dalam lingkungan industri,” tambahnya.

Dampak kesehatan akibat kerusakan pendengaran

Dr. Fink dan rekan meninjau dan mengintegrasikan informasi dari berbagai artikel untuk membuat kesimpulan tentang penggunaan headphone, earbuds dan sistem audio pribadi.

Kesimpulan utamanya adalah mereka yang menggunakan alat pemutar musik yang terhubung dengan headphone atau earbuds - agar tidak mengganggu dan terganggu dari orang lain - merusak pendengaran mereka.

Risiko merusak pendengaran paling tinggi adalah mereka yang memakai sistem audio pribadi selama lebih dari satu jam sehari, dengan volume > 50% selama periode lima tahun.

“Terutama untuk anak muda, pemutar musik merupakan sumber utama paparan kebisingan,” imbuh Dr. Fink. “Saat mereka mencapai usia paruh baya, atau awal - pertengahan 40 tahunan, pendengaran mereka akan seperti kakek-nenek mereka yang sekarang berusia 70 atau 80 tahun.”

Selain berdampak pada kemampuan komunikasi, kerusakan pendengaran juga dikaitkan dengan penurunan kognitif otak.

Studi tahun 2011 (diterbitkan di jurnal JAMA Neurology) membandingkan antara orang tanpa gangguan pendengaran. Mereka yang mengembangkan gangguan pendengaran berisiko terkena demensia dengan cara berikut:

  1. Orang dengan gangguan pendengaran ringan berisiko hampir dua kali lipat terkena demensia.
  2. Mereka dengan gangguan pendengaran sedang berisiko tiga kali lipat.
  3. Penderita gangguan pendengaran berat punya risiko hingga lima kali lipat untuk demensia.

Riset lain juga menyatakan penderita gangguan pendengaran yang tidak ditangani, seiring waktu berisiko tinggi mengalami demensia.

Bagaimana mendengarkan musik yang aman

Dr. Mary L. Carson, anggota dari American Academy of Audiology, menjelaskan kerusakan pendengaran bisa terakumulasi setelah satu paparan yang sangat keras, atau lebih seringnya, perlahan seiring waktu dengan kebiasaan mendengarkan yang buruk.

“Kita hidup dalam lingkungan yang bising, dan banyak orang mengekspos dirinya berulang kali pada tingkat suara yang tidak aman, yang mana buruk untuk kesehatan jangka panjang. Saya sering menjumpai anak muda dengan gendang telinga berlubang karena mendengarkan musik dengan headphone terlalu keras,” katanya.

Berikut ini beberapa cara untuk mencegah headphone atau earbuds merusak pendengaran Anda:

Volume jangan lebih dari 70 dBA

NIH menjelaskan bahwa suara diukur dalam satuan yang disebut desibel, yang menyatakan bahwa, “Suara <70 A-weighted decibels (dBA), bahkan setelah paparan yang lama, tidak menyebabkan gangguan pendengaran. Namun, paparan suara yang lama atau berulang >85 dBA dapat menyebabkan kerusakan pendengaran.”     

Untuk sebagain besar perangkat, sulit mengetahui besarnya output desibelnya, Dr. Fink menyarankan untuk mengatur volume pada perangkat Anda maksimal 50%, serta mengurangi waktu mendengarkan.

Gunakan aplikasi pengukur suara

Ada banyak aplikasi pengukur suara gratis atau berbayar yang bisa membantu mengetahui seberapa bising lingkungan Anda.

Kenakan pelindung pendengaran

Ada banyak jenis pelindung pendengaran yang dirancang untuk melindungi Anda dari kebisingan di sekitar Anda.

“Perlindungan pendengaran hadir dalam berbagai bentuk — penutup telinga, sumbat busa, atau pelindung yang disesuaikan dengan kebutuhan. Bicaralah dengan profesional kesehatan pendengaran untuk mendapatkan bantuan menemukan perlindungan yang terbaik untuk Anda,” katanya Dr. Carson.

Ketahui tanda kerusakan pendengaran

Tanda-tanda paling umum telah terjadi kerusakan pendengaran adalah kesulitan mendengar di lingkungan yang bising dan merasa seperti Anda sedang mendengar orang, tetapi tidak dapat memahami apa yang dikatakan.

Dr. Carson menambahkan, tinnitus (telinga berdenging) juga sering menjadi tanda awal kerusakan sistem pendengaran dan tanda peringatan untuk gangguan pendengaran.

Jika Anda berusia di atas 50 tahun atau terpapar kebisingan pada tingkat yang tidak aman, sebaiknya diperiksa pendengaran Anda setiap tahun. (jie)