Merck Young Scientist Award
Merck Young Scientist Award kembali dihelat

Merck Young Scientist Award 2023, Berdayakan Ilmuwan Muda Indonesia

Merck Young Scientist Award kembali dihelat untuk mendorong ilmuwan muda menciptakan inovasi life science dan menghadirkan solusi untuk mengatasi berbagai tantangan di bidang kesehatan. 

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang ilmu hayati khususnya bioteknologi dalam pemanfaatan biodiversitas di era global ini berjalan sangat cepat. Vaksin, obat dan produk industri strategis di negara-negara maju sekarang semuanya dapat diproduksi hanya berbasis data, yaitu data genom dan protein. 

Itu sebabnya di era data mining dalam ilmu pengetahuan ini menuntut penguasaan teknologi kunci dalam bidang rekayasa genetika dengan bantuan multidisiplin ilmu, termasuk teknologi digital dan artificial intelligence

Peran periset-periset muda Indonesia sangat dibutuhkan untuk menjawab berbagai tantangan khususnya dalam bidang ilmu hayati, kesehatan dan keilmuan terkait. Pandemi COVID-19 telah memberikan pengalaman yang pahit bagi para periset di Indonesia sekaligus sangat berharga, di mana kita harus mengakui bila gap penguasaan teknologi khususnya dalam ilmu hayati, bioteknologi dan kesehatan cukup jauh tertinggal. 

Iman Hidayat, PhD, Kepala Organisasi Riset Ilmu Hayati dan Lingkungan BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) menjelaskan, pemerintah (melalui BRIN) bertekad menciptakan ekosistem riset dan inovasi nasional yang mampu memunculkan dan mengembangkan potensi periset-periset muda untuk memiliki kompetensi yang bisa bersaing secara global. Juga agar mampu menghasilkan inovasi pengungkit daya saing industri nasional dan mengakselerasi pembangunan nasional yang berkelanjutan. 

“Sebagai hub kolaborator kegiatan ilmiah, BRIN terus berkomitmen untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk bersama-sama membangun ekosistem riset dan inovasi yang dapat mendukung terciptanya talenta terbaik dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi,” katanya. 

Untuk itu, lanjut Imam, BRIN menyambut baik kolaborasi dari berbagai pihak, seperti melalui ajang Merck Young Scientist Award yang diharapkan dapat mengidentifikasi dan melahirkan talenta inovator atau ilmuwan muda terbaik di Indonesia. 

“Kami sangat menantikan untuk dapat melihat hasil karya ilmiah dari para ilmuwan muda Indonesia dalam menciptakan gelombang baru inovasi dan ide yang dapat mengubah kehidupan,” tukasnya. 

MYSA 2023 akan berfokus pada 5 tema besar yaitu penelitian terkait penyakit infeksi, riset tentang kanker, ilmu kedokteran, proses untuk menemukan kandidat obat baru, dan sintesis Kimia Industri & Hijau (Industrial & Green Chemical Synthesis). 

Masing-masing penelitian harus mengandung salah satu kriteria metode riset yang sudah ditentukan dan dilakukan di Indonesia dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Kualifikasi penelitian mencakup pengembangan produk dan pengetahuan dalam sektor pertanian, kesehatan, dan lingkungan yang telah dikaji dalam uji laboratorium. Pendaftaran dilakukan secara online pada 9 Agustus 2023 hingga 29 September 2023, dengan mengirimkan proposal penelitian ilmiah ke www.SigmaAldrich.ID/MYSA2023.

Ajang ini terbuka untuk seluruh ilmuwan warga negara Indonesia, baik ilmuwan profesional, mahasiswa pascasarjana dan ilmuwan dari universitas, ilmuwan dari institusi swasta dan negara, hingga ilmuwan di rumah sakit yang berusia maksimal 40 tahun pada akhir Desember 2023. (jie)