Begadang atau melek sampai larut malam, bahkan sampai pagi, sering dilakukan seseorang karena suatu hal. Karena dikejar deadline atau melihat pertunjukan; ki dalang wayang kulit biasa membawakan cerita semalam suntuk sampai subuh.
Setelah begadang sebaiknya istirahat (tidur). Tidak melakukan kegiatan yang perlu konsentrasi tinggi, seperti menjalankan mesin atau menyetir kendaraan bermotor. Menurut BMC Medicine, begadang atau kurang tidur bisa meningkatkan risiko kecelakaan sampai 33 persen. Kurang tidur membuat seseorang tidak fokus dalam melakukan sesuatu.
Risiko lain: menjadi pelupa atau sulit mengingat hal yang baru, kemampuan mengambil keputusan turun, atau salah mengambil keputusan. Pada jangka panjang, begadang yang sering dilakukan memunculkan risiko gangggaun kesehatan: tekanan darah naik, stroke, penyakit jantung dan pembuluh darah, berat badan naik, terkena diabetes tipe 2, gangguan ginjal, gangguan kecemasan dan depresi.
Kabar baiknya, menurut sejumlah penelitian, begadang juga bisa mendatangkan manfaat kesehatan fisik dan mental. Mereka yang menonton pertunjukan wayang kulit semalam suntuk, kalau dalangnya terkenal dan ceritanya menarik, bisa mendapat pencerahan sekaligus hiburan. Begadang untuk menyelesaikan tugas penting, mendatangkan kebahagiaan tersendiri.
Sejumlah studi, seperti dilansir dari Bustle dan Little Things membuktikan begadang atau melek sampai larut malam, mendatangkan manfaat.
Lebih kreatif. Banyak yang lebih suka bekerja malam hari. Alasannya, suasana lebih tenang, tidak diganggu tamu, sehingga kreativitas dan ide-ide out of the box mudah muncul. Hasil studi yang diterbitkan di jurnal Personality and Individual Differences menyatakan, mereka yang gemar begadang cenderung lebih mudah menemukan solusi-solusi kreatif.
Lebih cerdas. Hasil studi di jurnal yang sama, begadang membuat seseorang lebih cerdas. Bukan semata karena tidak tidur sampai pagi, tapi lebih karena yang dilakukannya saat begadang adalah hal-hal yang positif dan bermanfaat. Misalnya, membaca buku, belajar tentang sesuatu, riset, membut makalah atau menulis buku. Mereka menjadi lebih pintar dan cerdas dibanding yang tidur nyenyak tanpa melakukan sesuatu.
Lebih kuat. Penelitian University of Alberta menemukan, mereka yang gemar begadang menunjukkan puncak kekuatan dan kemampuannya di malam hari. Ini terjadi karena ada peningkatan korteks motorik dan rangsangan sumsum tulang belakang di malam hari.
Kewaspadaan meningkat. Studi yang diterbitkan jurnal Science menemukan, mereka yang tidur larut malam memiliki tingkat kewaspadaan yang lebih dibanding mereka yang tidur lebih awal. Perlu dicatat, setelah begadang kita perlu menebus jam tidur yang terlewat, sekitar 7-8 jam, pada keesokan harinya. Meski begadang, kita perlu tidur, untuk memberi kesempatan organ-organ tubuh istirahat, memulihkan energi, mengganti sel-sel yang rusak dan menghindarkan risiko penyakit.
Lebih rileks. Mereka yang tidur larut malam, berdasar penelitian University of Westminster, memiliki kadar kortisol yang lebih tinggi dan tingkat kortisol yang lebih rendah di pagi hari. Hal ini menyebabkan, mereka yang tidur larut malam memiliki tingkat stres yang lebih rendah.
Ancaman obesitas
Untuk mereka yang karena suatu hal harus begadang, obesitas merupakan ancaman nyata. Health melansir, berat badan naik perlu diwaspadai. Begadang tidak otomatis menaikkan berat badan. Yang menjadi masalah, selama begadang dan melakukan sesuatu, tubuh perlu energi. Perut terasa haus dan lapar.
Tidak elok begadang dengan perut lapar. Dipesanlah fast food berikut kentang goreng dan soft drink yang tinggi kalori. Dimakan dalam jumlah banyak selama beberapa malam, risiko berat badan naik tak terhindarkan. Perlu disiapkan makanan minuman sehat sebelum begadang. Misalnya salad, buah-buahan dan teh hijau. (sur)