6_mitos_dan_fakta_penggunaan_obat_anti_nyeri

6 Mitos Dan FaktaTentang Penggunaan Obat Antinyeri

Terdapat berbagai mitos yang dipercaya mengenai pengobatan nyeri akut, seperti obat-obat antinyeri yang dijual bebas aman dikonsumsi karena tidak butuh resep, obat antinyeri dapat menyebabkan kecanduan, dll. Faktanya bisa berkata lain. 

­Menjawab hal tersebut dr. Dwi Pantja Wibowo, SpAN KIC-KMN, dari Perhimpunan Dokter Anestesi dan Terapi Intensif (PERDATIN) menjelaskan, “Mitos seputar nyeri tersebut perlu diluruskan, agar masyarakat mengerti fakta yang sebenarnya dan paham cara menggunakan obat antinyeri. Juga agar semakin banyak orang terhindar dari komplikasi akibat pengobatan nyeri yang salah.”

Beberapa mitos yang berkembang antara lain:

Mitos 1 : Obat-obat antinyeri yang dijual bebas aman dikonsumsi karena tidak memerlukan resep dokter.

Fakta : Setiap obat pasti memiliki efek lanjut dan efek samping. Kendatipun efek lanjut dan efek samping obat bebas tidak seberat obat resep, bila digunakan pada keadaan yang tidak tepat, atau dosis/waktu yang salah bisa memberi efek yang fatal.

Dr. Pantja menambahkan, perlu juga diketahui selain obat bebas (yang diberi tanda dengan logo lingkaran hijau dengan garis tepi hitam) masih ada obat bebas terbatas (berlogo lingkaran biru, garis tepi hitam).

Obat bebas terbatas pada dasarnya obat keras yang tidak begitu berbahaya, masih dapat dijual/dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda peringatan seperti jangan ditelan, hanya untuk bagian luar badan, dll.  

Namun begitu, sebelum menggunakan kedua golongan obat ini seyogyanya kita perlu tahu bahan aktif, indikasi, efek samping, kotra indikasi, peringatan terjadinya alergi, cara pakai dan bahan tambahan. Itu semua tertulis dalam kemasan.

Mitos 2: Aman mengonsumsi obat antinyeri yang diresepkan orang lain asal gejalanya sama.

Fakta : Gejala yang “hampir sama” tidak berarti keadaan penyakit yang sama. Dalam hal ini, mengonsumsi obat antinyeri untuk gejala yang hampir sama bisa justru berbahaya, sehingga harus dihindari.

Nyeri adalah salah-satu bagian dari 5 tanda vital (selain napas, detak nadi, tensi dan temperatur badan) yang mesti diperiksa saat berada di rumah sakit. Gejala  nyeri tidak selalu sama, harus dilakukan pengecekan asal nyeri agar tidak salah obat.

Mitos 3 : Obat analgesik yang dijual bebas aman dikonsumsi dalam jangka waktu lama.

Fakta : Pemberian obat antinyeri selain bertujuan menghilangkan nyeri, juga penyebabnya. Bila nyeri tidak kunjung berkurang dalam waktu lama, maka harus dicari penyebabnya dengan konsultasi dokter.

Mitos 4: Parasetamol adalah obat yang aman untuk digunakan siapa pun karena tersedia untuk anak dan dewasa.

Fakta : Parasetamol memang termasuk obat antinyeri yang paling aman, tapi tidak mutlak 100%. Orang dengan gangguan fungsi hati akan sangat dipengaruhi oleh parasetamol. Demikian juga penggunaan pada dosis yang tidak tepat akan menyebabkan berbagai gangguan fungsi tubuh, bahkan fatal.

Mitos 5 : Obat antinyeri digunakan sewaktu-waktu, hanya dikonsumsi saat merasakan nyeri.

Fakta : Penggunaan obat antinyeri yang benar adalah harus tepat waktu, yaitu disesuaikan dengan lama kerja obat di dalam tubuh.

Jika dalam aturan pakai atau resep dokter meminta obat dihabiskan, maka obat sebaiknya dihabiskan meski rasa nyeri sudah hilang. Jika obat tidak dihabiskan, bisa saja nyeri akan tiba-tiba muncul kembali.  

Mitos 6: Penggunaan obat antinyeri dalam jangka panjang akan menyebabkan ketergantungan (kecanduan).

Fakta : Obat antinyeri yang berpotensi menyebabkan kecanduan adalah analgesik golongan opioid (kelompok narkotika).

“Obat golongan ini pun jika penggunaannya tepat tidak akan menyebabkan kecanduan. Obat antinyeri golongan lain tidak akan menyebabkan kecanduan,” papar dr. Pantja. “Sering kali orang merasa ketergantungan hanya karena sugesti. Tidak ketergantungan secara fisik, tapi secara psikis. Itu karena kebiasaan.”

Yang perlu diperhatikan adalah, dalam setiap pemakaian obat nyeri, jika sakit berlanjut segera konsultasi ke dokter. (jie)

Baca juga : Haruskah Minum Obat Antinyeri Saat Nyeri Menyerang?