5 Sebab Kenapa Begadang Buruk Bagi Kesehatan | OTC Digest

5 Sebab Kenapa Begadang Buruk Bagi Kesehatan

“Begadang jangan begadang, kalau tiada artinya…Kalau terlalu banyak begadang muka pucat karena darah berkurang.” Itu adalah penggalan lirik lagu ‘Begadang’-nya Raja Dangdut Rhoma Irama. Dari sisi medis banyak hal negatif yang didapat dari begadang.

Beragam penelitian menyatakan dampak kesehatan yang mengintai jika irama sirkadian tubuh (waktu kita tidur dan beraktifitas) terganggu. Berikut beberapa gangguan kesehatan yang bisa dialami oleh mereka yang kerap begadang.

Darah tinggi

Jurnal Chronobiology International (2013) menyatakan mereka yang tergolong ‘tipe malam’- lebih produktif bekerja di malam hari - 30% lebih berisiko menderita hipertensi dibanding orang dengan ‘tipe pagi’. Bahkan pada responden dengan pola dan kualitas tidur yang terkontrol.  Hal ini dikarena pada ‘tipe malam’ lebih mungkin mengonsumsi makanan tidak sehat dan kurang aktivitas fisik.

Jurnal ilmiah Sleep (2014) juga melaporkan mereka yang kerap begadang lebih sulit mengatur jadwal olahraga. Responden di penelitian tersebut bukan termasuk kategori malas; mereka adalah orang yang aktif berolahraga rata-rata 83 menit per minggu. Namun dengan begadang atau menjadi ‘tipe malam’ membuatnya sulit berolahraga.

Obesitas

“Saat orang begadang, satu hal yang paling kerap dilakukan adalah makan,” papar dr. Andrew Varga, assistant professor di Icahn School of Medicine, Amerika Serikat. “Jika Anda tidur pukul 3.00 pagi, kemungkinan Anda akan makan sekitar jam 11.00 malam. Hal tersebut sudah diketahui akan menciptakan masalah untuk tubuh mengolah makanan.”

Baca juga : Bangun Pagi Membuat Tubuh Lebih Kurus

Beberapa ahli berpendapat jika makan terlalu malam akan mengganggu waktu puasa alamiah tubuh, yang nantinya mengurangi kemampuan pembakaran lemak. Jurnal Obesity (2011) juga menyatakan mereka yang begadang mengonsumsi 248 kalori lebih banyak dibanding yang tidak begadang.

Diabetes

Banyak penelitian menemukan orang yang kerap begadang lebih berisiko menderita diabetes tipe 2. Ini dihubungkan dengan peningkatan berat badan, perilaku tidak sehat lainnya dan kurangnya waktu tidur.

“Fungsi utama irama sirkadian adalah untuk mengatisipasi apa yang akan Anda lakukan pada titik-titik tertentu di hari itu,” papar Kristen Knutson, PhD, profesor neurologi di Northwestern University Feinberg School of Medicine, Amerika Serikat.

“Ketika ada ketidakcocokan dan Anda tidak melakukan apa yang tubuh harapkan pada waktu itu, tubuh Anda mungkin juga tidak bisa mengatasinya dengan baik. Misalnya tidak akan mampu memproses makanan dan glukosa dengan cepat.”

Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism (2015) memaparkan sebuah studi yang menyatakan orang yang kerap begadang lebih mungkin menderita diabetes atau sarkopenia (sebuah kondisi dimana tubuh kehilangan massa otot), dibanding mereka dengan ‘tipe pagi’.

Pada wanita yang begadang, cenderung memiliki lemak perut lebih banyak, dibanding responden yang tidak begadang. Akumulasi lemak perut berhubungan dengan sindroma metabolik, seperti diabetes, hipertensi dan hiperkolesterolemia.

Depresi

Telah banyak penelitian menyatakan korelasi antara begadang dengan mood jelek, bahkan depresi. Penelitian terbaru dimuat dalam Journal of Biological Rhythms (2017) menemukan bahwa mereka yang kerap begadang lebih kerap untuk menekan perasaan mereka dan kurang mampu melihat sisi positif dalam berbagai hal; cenderung berpikiran negatif.

Meninggal lebih cepat

Dalam tulisan yang dipublikasikan di jurnal Chronobiology International April 2018, Prof. Knutson, dkk., meneliti sekitar 500 ribu orang, berusia 30-73 tahun, selama 6 ½ tahun. Dalam periode waktu tersebut, peneliti menemukan pada mereka yang mengganggap dirinya ‘tipe malam’ berisiko 10% lebih tinggi meninggal lebih cepat, dibanding partisipan ‘tipe pagi’. Ini berhubungan dengan lebih banyaknya risiko penyakit yang mungkin diderita.

Jadi seperti lagu ‘Begadang’: begadang boleh saja jika ada perlunya, sayangilah badan, jangan begadang setiap malam. (jie)