TB Tulang: Agar Fungsi Tulang Kembali | OTC Digest
TB_tulang_operasi_fungsi_tulang

Mengembalikan Fungsi Tulang yang Rusak akibat TB

TB tulang yang dideteksi pada stadium awal bisa langsung diobati dengan obat anti TB (OAT). Namun bila sudah stadium lanjut, di mana sudah banyak nanah dan terjadi deformitas (kelainan) tulang, diperlukan penanganan khusus sebelum pengobatan dengan OAT dimulai.

“Obat yang masuk ke tubuh harus lewat pembuluh darah untuk sampai ke tempat infeksi. Bila nanah demikian besar, pembuluh darah tidak bisa menjangkaunya,” tutur Dr. dr. Bambang Darwono, Sp.B, Sp.OT, FICS dari RS Gading Pluit, Jakarta. Nanah (abses) harus terlebih dulu.

Setelah itu dimulailah terapi dengan OAT, sambil dokter bedah ortopedi merekonstruksi tulang yang rusak. “Tulang yang sudah rusak tidak bisa diperbaiki seperti semula, tapi bisa dikembalikan fungsinya sehingga penderita bisa beraktivitas lagi seperti dulu,” ujar Dr. dr. Bambang. Postur tubuh bisa kembali tegak, kelumpuhan pun hilang karena lumpuh terjadi akibat gangguan pada tulang belakang.

Dr. dr. Bambang memperlihatkan foto radiologi pasiennya yang dioperasi, dan dipasang rod dan pedicle screw pada tulang belakangnya untuk stabilisasi. Setahun kemudian pasien tersebut pulih; tulangnya sudah kembali kuat, dan tidak ada lagi nanah.

Baca juga: TB bisa Menyerang Tulang, Ini Gejalanya

Usai operasi rekonstruksi, akan terjadi proses penyembuhan alami oleh tubuh. Perlu diingat, proses ini membutuhkan waktu, tidak bisa instan. “Sakitnya mungkin hilang dalam satu bulan, tapi tulang belum sembuh. Pasien harus paham mana yang boleh dilakukannya, dan mana yang tidak boleh, agar bisa membantu dirinya sendiri sembuh sempurna,” tutur Dr. dr. Bambang.

Ia menegaskan, “Kesembuhan bukan dari dokter, melainkan dari pasien sendiri.” Selama tiga bulan pasca operasi misalnya, hindari gerakan membungkuk dan/atau mengangkat beban, karena tulang masih dalam masa pemulihan. Saat hendak bangun tidur, berbaringlah menyamping, lalu turunkan kaki ke lantai, baru kemudian mengangkat tubuh ke posisi duduk. Langsung bangun dari posisi telentang akan membuat tubuh membungkuk, dan ini tidak disarankan.

Jangan alpa untuk kontrol tiap bulan, agar perkembangan tulang bisa dimonitor dan dievaluasi. Akan terlihat seandainya anjuran untuk tidak membenani tulang, dilanggar. Jangan ulangi kesalahan, agar perburukan bisa dicegah. Bila diperlukan, dokter akan meresepkan kalsium, yang dikonsumsi di bawah pengawasan dokter.

Setelah tiga bulan, umumnya tulang sudah pulih. “Masuklah ke masa pemulihan otot. Butuh tiga bulan, untuk mengejar tiga bulan sebelumnya di mana otot diistirahatkan,” ucap Dr. dr. Bambang. Mungkin dibutuhkan terapi rehabilitasi untuk mengembalikan fungsi otot.

Baca juga: Pemeriksaan dan Pengobatan TB Tulang

Selanjutnya, tetap perlu kontrol secara berkala untuk memonitor fungsi tulang dan otot, serta menilai keberhasilan terapi dengan OAT. Untuk menilai keberhasilan terapi, tentu diperlukan monitor dari hasil lab, seperti laju endap darah dan serologis IGRA.

Dalam melakukan operasi rekonstruksi tulang, dokter bedah ortopedi bekerjasama dengan spesialis jantung, paru, dan penyakit dalam. “Operasinya sendiri tidak membahayakan jiwa, karena yang dioperasi itu tulang, bukan otak atau jantung. Tapi persyaratannya sangat ketat, terutama pada pasien usia tua,” papar Dr. dr. Bambang.

Persyaratan ini terkait dengan anestesi (obat bius). “Kondisi vital pasien harus terbukti bagus,” tegas Dr. dr. Bambang. Operasi baru dijalankan bila ada lampu hijau dari spesialis jantung, paru, dan penyakit dalam. “Satu saja lampu kuning, saya tidak mau operasi. Ini demi keselamatan pasien. Seperti pesawat mau terbang (pre-flight pilot check), harus dicek dulu layak atau tidak. Satu saja mesin rusak, harus diperbaiki dulu,” imbuhnya. Bila usia pasien masih anak-anak, maka diperlukan pendapat dari spesialis anak. (nid)

_________________________________

Ilustrasi: Designed by Tirachardz