5 Mitos Seputar Stroke dan Bagaimana Kebenarannya | OTC Digest

5 Mitos Seputar Stroke dan Bagaimana Kebenarannya

Di tengah masyarakat beredar pro kontra masalah seputar stroke. Ada yang mencoba melakukan hal-hal, yang menurut dokter justru dapat merugikan pasien; di antaranya:

1. Tusuk jari dengan jarum

Ketika ada anggota keluarga yang mengalami serangan stroke,  disarankan untuk menusuk jari tangan, jari kaki atau daun telinga dengan jarum.

Tindakan ini dinilai mampu memperlancar kembali peredaran darah yang tersumbat. Atau, dilakukan pada bagian-bagian tangan dan/atau kaki yang terasa lumpuh. Bahkan ada yang sampai melukai jari tangan dengan pisau.

Banyak pasien yang merasa terselamatkan dengan tusukan jarum. Ada pun dr. Frandy Susatia, Sp.S, dari RS Siloam Kebon Jeruk, Jakarta, berbendapat, “Tidak ada pengaruh terhadap lancar atau tidaknya aliran darah. Justru berisiko infeksi, bila ditusuk dengan jarum yang tidak steril.” 

2. Mandi air dingin menyebabkan stroke

Mandi air dingin ketika suhu tubuh naik / kepanasan dapat memicu stroke? Secara fisiologis, mandi dengan air panas/hangat akan melebarkan pembuluh darah. Sebaliknya, air dingin menciutkan pembuluh darah.

Ketika kepanasan kemudian kepala diguyur air dingin, akan menyebabkan “kejutan” dan memicu serangan stroke.

Menurut dr. Frandy, saat kita kepanasan, darah lebih banyak mengalir ke bawah kulit. “Ketika diguyur air dingin, pembuluh kulit mengecil dan aliran akan balik ke jantung. Ini tidak pasti menyebabkan stroke.”

3. Stroke hanya menyerang orangtua

Serangan stroke hanya menyerang orang tua di atas usia 65 tahun? Faktanya, stroke dapat menyerang semua usia.

Pada usia yang lebih muda, stroke biasanya bentuk komplikasi dari kegemukan, diabetes mellitus, hipertensi, perokok dan peminum alkohol berat.

4. Stroke tidak bisa dicegah

Ada anggapan, yang terkena stroke adalah orang yang tertimpa sial dan tidak ada metode untuk mencegahnya. Yang benar, sebagian besar stroke disebabkan pola hidup tidak sehat.

Sebanyak 85% stroke terjadi karena sumbatan atau penyempitan pembuluh darah oleh plak, yakni tumpukan kolesterol di pembuluh darah.

Hipertensi merupakan penyebab utama stroke perdarahan. Tekanan darah >140/90 mm Hg, artinya jantung harus bekerja lebih keras, agar darah dapat mengalir ke seluruh tubuh. Ini dapat menyebabkan jantung dan pembuluh darah cepat rusak dan meningkatkan risiko stroke 4-6 kali lipat.

Pada penderita diabetes mellitus risiko stroke meningkata 2-4 kali lipat, karena terjadi kerusakan pembuluh darah. Semua ini adalah faktor risiko yang bisa dikontrol/diubah.

5. Stroke dapat diobati dengan “cuci” otak

Ada pengobatan alternatif yang menawarkan terapi “cuci” otak, dengan cara memasukkan obat pelumer ke dalam pembuluh darah otak, sehingga bagian yang mengerak / tersumbat dapat lancar kembali.

Dr. Frandy meragukan manfaat terapi ini. Pasalnya, ketika terjadi serangan stroke ada kematian sebagian jaringan otak. Dan, “Tidak mungkin menghidupkan kembali sel otak yang sudah mati.” (jie)

Baca juga : Ketahui Gejala Stroke pada Anak Akibat Penyakit Moyamoya