Mien Uno dan Baju Anti Gendut (Bagian 1) | OTC Digest

Mien Uno dan Baju Anti Gendut (Bagian 1)

“Kalau gendut, kamu nanti saya taruh di gunung, biar nggak kelihatan orang.” Itulah ucapan suami yang selalu diingat Mien R Uno, pakar etika dan Presiden Direktur Lembaga Pendidikan Duta Bangsa. “Nakal sekali kan Pak Uno? Tapi, itu menjadi bagian dari motivasi saya,” ujar Mien Uno.

Percaya tidak, hingga usianya yang kini sudah di atas 70 tahun, berat badan ibu 2 anak dan nenek 5 cucu ini tak pernah jauh dari kisaran 53 kg (tinggi 165 cm). Bahkan setelah melahirkan, “Berat badan saya cepat kembali normal.”

Kuncinya disiplin. Beruntung, sedari kecil orangtuanya yang berprofesi sebagai guru, ketat mengajarkan disiplin termasuk dalam mengatur asupan makanan. Sebelum suami “mengancam”, Mien sudah sadar diri untuk tetap cantik, langsing dan sehat.

Sejak sebelum menikah, ia punya “baju ajaib” berupa baju terusan, “Yang kalau memakainya saya merasa cantik. Baju itu merupakan pengukur badan saya, menjadi bagian dari controlling. Saya simpan baik-baik di lemari, sekarang bentuknya sudah nggak utuh lagi.”

Mien Uno lahir di Indramayu, 23 Mei 1941. Ia kakak kandung Arif Rachman, pakar pendidikan yang sudah tak asing lagi. Anaknya Sandiago Uno saat ini menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta yang terkenal dengan program OKE OCE-nya.

Ibu Mien, panggilan akrabnya, kini masih aktif dalam berbagai kegiatan di antaranya di Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia, ESQ Foundation, Yayasan Putra Putri Kampus Indonesia dan Mien R Uno Foundation. Ia menulis sejumlah buku best seller tentang etika, memperoleh sejumlah penghargaan (Indonesia Women og The Year 1995, Ernst & Young Entrepteneur of The Year 2009 Indonesia Jugde 2009 dan 2010, dll) dan terus berbagi ilmu tentang etika di banyak instansi dan perusahaan.                                                     

Ibu Mien selalu tampil elegan, penuh percaya diri.  Bagaimana membentuk dan menjaga semua itu?

Terima kasih banyak untuk apresiasinya. Prosesnya luar biasa panjang, sejak kecil saya dididik disiplin dalam segala hal, untuk menjaga keseimbangan hidup, how to control your life.

Orang bilang, Ibu Mien dokternya di mana sih? Saya Tanya: untuk apa? “Untuk facelift”. Dokter saya Yang Di Atas.  Dari ujung kepala sampai ujung kaki, your mind, your physic harus diurus supaya kita tetap tampil prima.

Menurut Ibu Mien, berapa besar “sumbangan” etika terhadap kesehatan dan kecantikan seseorang?

Etika adalah falsafah moral dan pedoman cara hidup yang benar, berasal dari sudut budaya, susila dan agama.

Etiket adalah perangkat operasional yang didasari etika, dan berperan sangat besar terhadap kesehatan dan kecantikan seseorang.

Ibu Mien selalu menekankan pentingnya  3 B (behavior, brain, be healty). Dapat dijelaskan?

Saya rangkum dalam total image. Behavior: sikap positif proaktif, pengenalan diri, toleransi/kepekaan, adil, kooperatif, sopan santun, rendah hati.

Brain: wawasan luas, banyak membaca buku dan menulis, banyak bertukar pikiran, menghadiri pertemuan, seminar. Kaya ilmu pengetahuan sehingga dapat menjadi teman diskusi yang menyenangkan.

Be healty: kesehatan, kebersihan, kecerahan wajah, kerapian. Fisik harus selalu sehat dan bersih, wajah cerah dan suara cerah. Kecantikan bisa kehilangan daya tariknya ketika diajak bicara ternyata tulalit.  

Ibu Mien menjalani diet? Seperti apa menu Ibu di pagi hari, siang dan malam hari?

(Mien Uno memperlihatkan bekal makan siang yang dibawanya: nasi putih, telur rebus, tempe yang dioven, potongan labu siam, cabe rawit merah, botol kecap, lengkap dengan sendok dan garpu.)

Saya biasa makan dengan porsi tidak terlalu besar. Sabda Nabi Muhammad SAW, berhentilah makan sebelum kenyang.  Pagi: roti gandum dengan madu, 1 gelas besar susu, 1 gelas air putih. Siang menunya seperti ini. Malam, karbo lebih sedikit. Sayuran, ikan, dikukus. Menu utama sayur dan buah. Yang organik lebih baik.

Bersambung ke : bagian 2