Yuk, Kenalan dengan Kontrasepsi Implan | OTC Digest

Yuk, Kenalan dengan Kontrasepsi Implan

Susuk KB bikin gemuk. Bisa “jalan-jalan” ke mana-mana. Bahaya karena darah kotor jadi gak keluar. Ini secuplik mitos yang jamak beredar tentang implan. Nyatanya, susuk KB atau implan justru merupakan metode kontrasepsi yang paling tinggi angka keberhasilannya, dan aman.

Betulkah implan bisa membuat badan melar? “Kalau banyak makan dan tidak olahraga ya gemuk,” seloroh dr. Julianto Witjaksono, Sp.OG, Konsultan Fertilitas dan Endokrinologi dan Reproduksi, dari Rumah Sakit Universitas Indonesia. Mengenai implan yang “berjalan-jalan”, memang posisinya bisa sedikit bergeser seiring pemakaian 3-5 tahun. Namun tidak akan pindah terlalu jauh sampai ke jantung, misalnya.

Implan generasi terbaru yang hanya terdiri dari 1 batang dan berisikan etonogestrel, dilengkapi dengan radiopaque, sehingga bisa dideteksi dengan rontgent, USG, MRI atau CT scan. Membuatnya mudah dicari saat hendak diangkat oleh dokter. Ini merupakan pengembangan dari implan 1 batang generasi sebelumnya. Kedua implan ini digunakan dalam Family Planning Initiative, program kemitraan antara Bill and Melinda Gates Foundation dengan produsen implan tersebut Merck Sharp Dohme (MSD), untuk menyediakan layanan kontrasepsi pagi 120 juta perempuan pada 2020 terutama di negara miskin/berkembang. Dengan program ini, harga implan hanya 8,5 dolar.

Baca juga: Implan, Metode Kontrasepsi yang Efektif tapi Terlupakan

Implan berisi hormon progestin (progesteron sintetis). “Progesteron adalah hormon yang dikeluarkan oleh tubuh perempuan setelah ovulasi, yang menyebabkan lendir di bibir rahim yang tadinya encer menjadi kental, sehingga membuat sperma masuk ke rahim. Mekanisme inilah yang digunakan pada implan,” papar dr. Julianto. Ovulasi adalah pelepasan sel telur dari ovarium (indung telur).

Implan juga bekerja di otak, “Menekan hormon yang merangsang pertumbuhan sel telur di indung telur.” Dengan demikian, tidak terjadi ovulasi sehingga tidak ada telur yang bisa dibuahi.

Ada implan yang terdiri dari 6 batang (generasi pertama, sudah tidak lagi digunakan), 2 batang dan yang terakhir 1 batang saja. Implan 6 dan 2 batang menggunakan levonogestrel sebagai progestinnya. Sedangkan yang 1 batang menggunakan progestin generasi baru, etonogestrel. “Secara efektivitas, tidak ada perbedaan antara implan 6, 2 atau 1 batang. Tapi yang generasi baru, efek sampingnya lebih kecil; gangguan haid lebih sedikit,” terangnya. Karena hanya 1 batang, lebih nyaman bagi penggunanya. Juga lebih mudah dipasang dan diangkat. Implan 1 batang bisa digunakan selama 3 tahun.

Keunggulan implan dibandingkan metode kontrasepsi lain, efektivitasnya mencapai 99,95% dalam mencegah kehamilan. Cukup sekali pasang untuk 3-5 tahun (tergantung merk). Kesuburan setelah pulih setelah susuk diangkat. “Karena hanya mengandung progesteron, tidak membahayakan kehamilan seandainya susuk dipasang tapi telanjur hamil. Juga bisa digunakan oleh ibu menyusui,” ucap dr. Julianto.

Baca juga: Menurunkan Angka Kematian Ibu dengan Kontrasepsi Jangka Panjang

Juga mengurangi risiko penyakit radang panggul, anemia defisiensi besi dan kehamilan di luar kandungan (etopik). Yang terakhir ini berkaitan dengan kerja implan yang mencegah ovulasi; otomatis kemungkinan terjadinya kehamilan etopik pun menurun, “Implan juga tidak mengganggu gerakan silia atau bulu-bulu halus di tuba falopi.” Sehingga kalaupun terjadi kehamilan, sel telur yang sudah dibuahi akan masuk ke rahim seperti seharusnya.

Bagaimana dengan anggapan bahwa implan membuat darah haid yang “kotor” tidak keluar? “Tidak ada yang namanya darah bersih dan darah kotor. Darah ‘kotor’ itu karena mengandung karbon dioksida, dan ditukar di paru-paru dengan darah segar yang mengandung oksigen,” tutur dr. Julianto. Perempuan yang menggunakan implan biasanya mengalami haid lebih sedikit karena lapisan dinding rahimk (endometrium) yang terbentuk tipis. Saat haid, lapisan inilah yang luruh, dan keluar sebagai darah haid. “Karena lapisannya jadi tipis, darah yang keluar pun sedikit. Jadi bukan karena darah ‘kotor’ tidak keluar,” imbuhnya.

Memang, impaln juga memiliki efek samping. Antara lain bercak darah ringan (spotting) selama beberapa hari dan pola perdarahan tidak teratur. “Biasanya haid 6 hari selesai, dengan implan mungkin masih timbul bercak-bercak selama beberapa hari,” terang dr. Julianto. Ini bukan persoalan serius, tapi bagi sebagian perempuan bisa mengganggu ibadah dan/atau hubungan dengan suami, karena sebaiknya menghindari hubungan intim saat haid. Ada pula perempuan yang jadi tidak haid, atau haid sangat sedikit.

Impaln begitu mudah dipasang. Cukup dengan anesteri lokal yang disemprot atau disuntik, lalu dibuat sayatan kecil (3 mm) di lengan atas bagian dalam. Kemudian, dimasukkanlah batang implan berdiameter 1,2 mm di bawah kulit. (nid)