Polusi udara tingkatkan risiko keguguran | OTC Digest

Polusi udara tingkatkan risiko keguguran

Polusi udara, seperti halnya merokok, berdampak buruk bagi ibu hamil karena meningkatkan risiko keguguran. 

Penelitian terdahulu telah mengetahui bahwa polusi udara bisa mencederai janin dan memicu kelahiran prematur atau bayi lahir dengan berat badan rendah. Pada studi terbaru dinyatakan bahwa partikel polusi ditemukan dalam plasenta. Penelitian terbaru ini menyatakan peningkatan kadar nitrogen dioksida (NO2) di dalam udara meningkatkan risiko keguguran hingga 16%.

“Ini cukup mendalam,” ujar Dr. Matthew Fuller, dari Department of Emergency Medicine University of Utah, Amerika Serikat. “Jika dibandingkan peningkatan risiko keguguran janin dengan penelitian lingkungan lain, itu sama dengan efek asap tembakau pada trimester pertama kehamilan.”

NO2 diproduksi oleh pembakaran bahan bakar, khususnya pada kendaraan diesel. Riset yang diterbitkan dalam jurnal medis Fertility and Sterility (2018) ini, dilakukan di Salt Lake City, Amerika Serikat. Fuller mengatakan, banyak tempat di dunia yang memiliki tingkat polusi yang jauh lebih buruk. Kadar NO2 di Salt Lake City mirip dengan kota-kota besar seperti London dan Paris.

Pada penelitian ini, dikutip dari theguardian.com, Fuller dan tim menganalisa lebih dari 1.300 wanita yang datang ke layanan gawat darurat setelah mengalami keguguran, dari 2007 sampai 2015.

Baca juga : Di Negara Berkembang, Asap Rokok Sebabkan Ribuan Kasus Kematian Bayi Dalam Kandungan

Tingkat paparan seseorang terhadap polusi udara pada saat keguguran dibandingkan dengan waktu yang sama ketika ia tidak keguguran. Di mana itu berarti faktor usia, berat badan, pendapatan dan faktor personal lain ikut dihitung. Hubungan terkuat dengan keguguran adalah kadar NO2 selama tujuh hari sebelum keguguran.

Rerata level NO2 dalam satu minggu selama seluruh periode kehamilan adalah 34 μg/m3, sempat  mengalami puncak kenaikan hingga 145 μg/m3. Peneliti menemukan bahwa peningkatan kadar NO2 hingga 20 μg/m3 berhubungan dengan 16% kenaikan risiko keguguran.

Penelitian jangka panjang lain yang dilakukan di Iran, Italia, Mongolia dan Amerika Serikat juga menemukan hubungan yang signifikan. Selain polusi udara, kondisi lapisan ozon dan paparan sulfur dioksida juga mempengaruhi hasil analisa.

Mekanisme polusi udara bisa menyebabkan kekuguran belum bisa dijelaskan secara gamblang, namun hipotesa yang diyakini adalah polutan menyebabkan stres oksidasi dan peradangan. Fuller menyarankan salah satu cara menghindari polusi udara adalah dengan memasang penyaring udara di dalam ruang. (jie)