Pil Darurat untuk Mencegah Kehamilan | OTC Digest

Pil Darurat untuk Mencegah Kehamilan

Secara teori, Anda memasuki masa ideal untuk hamil lagi ketika anak berusia 2 tahun. Namun bisa jadi, mental belum siap karena masih merasa kewalahan mengurus si kecil. Sementara itu, suatu kali ‘kecolongan’ berhubungan dengan suami tanpa pengaman. Jangan panic. Segeralah ke dokter kandungan dan kebidanan (spesialis obgyn), lalu minta resep ‘pil darurat’.

Guru Besar Ilmu Obstetri dan Ginekologi FK Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Biran Affandi, Sp.OG mengungkapkan, “Pil darurat adalah obat berisi hormon untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Namun, ini bukan merupakan obat aborsi. Pil darurat tidak berfungsi mengakhiri kehamilan yang sudah terjadi, juga tidak membahayakan janin. Pada dasarnya, pil darurat adalah pil kontrasepsi dengan dosis lebih tinggi, dan memerlukan resep dokter.

Pil darurat kadang disebut juga morning afer pill atau pil 72, karena biasa dikonsumsi pagi hari setelah senggama, dan efektif digunakan dalam 72 jam (3 hari) setelah hubungan seksual tanpa pelindungan. Ada pula pil bisa dikonsumsi dalam lima hari setelah senggama.

Ada dua jenis pil darurat. Yakni pil kontrasepsi biasa yang berisi kombinasi estrogen dan progestin (progesteron sintetis), atau yang hanya berisi progestin. Cara kerjanya sama, yakni mencegah atau menunda ovulasi (pelepasan sel telur dari indung telur). Pil turut mencegah pembuahan dengan memengaruhi lendir (mukus) serviks sehingga menghambat pergerakan sperma. Selain itu juga atau mencegah hasil pembuahan (zygot) menempel ke dinding rahim. Karenanya harus dikonsumsi sesegera mungkin, karena pil tidak efektif bila zygot sudah menempel di dinding rahim. “Jika telah terjadi kehamilan, pil tidak dapat menyebabkan aborsi (janin gugur),” tegas Prof. Biran.

Menurut riset, pil kombinasi memiliki efektivitas 75% dalam menurunkan risiko terjadinya kehamilan. Adapun pil progestin tunggal menurunkan risiko kehamilan hingga 88%. Namun, pil ini cenderung menimbulkan efek samping lebih berat ketimbang pil kombinasi. Misalnya mual-muntah, sakit kepala, nyeri pada payudara, dan lain-lain.

Semakin cepat pil diminum, makin tinggi keberhasilannya. Efektivitasnya mencapai 95% bila dikonsumsi dalam 24 jam setelah senggama tanpa pengaman. Setelah itu, efektivitas pil akan turun, dan terus menurun tiap 24 jam berikutnya. Tata cara konsumsi pil kombinasi dan pil progestin sama saja. Minum sesegera mungkin, lalu minum lagi 12 jam setelahnya. Banyaknya pil yang diminum, tergantung dari dosis obat; tiap merek mungkin memiliki dosis berbeda.

Organisasi Kesehatan Dunia WHO menyebutkan, tidak ada kontraindikasi mutlak untuk penggunaan pil darurat, kecuali kehamilan. Bukan karena pil bisa membahayakan kehamilan, tapi karena tidak akan efektif. Namun demikian, sebaiknya pil darurat hanya digunakan dalam kondisi darurat, bukan menjadi kebiasaan, karena kemungkinan kegagalannya lebih tinggi ketimbang alat kontrasepsi biasa. Penggunaan yang sering juga lebih mungkin menyebabkan efek samping, misalnya siklus haid jadi tidak teratur. Yang terbaik, tentu menggunakan metode kontrasepsi, yang bisa dipilih sesuai kebutuhan, kenyamanan dan kondisi Anda. (nid)