Penting, Ibu yang Happy Janin Juga Happy | OTC Digest

Penting, Ibu yang Happy Janin Juga Happy

Ikatan yang kuat antara ibu dan bayi berperan penting dalam tumbuh kembang si kecil. Jika di masa kehamilan sang Ibu bahagia, akan membuat janin bahagia. Ini berdampak pada pertumbuhan janin. 

Dr. Boy Abidin, Sp.OG dari RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta, menyatakan, membentuk anak yang sehat dan cerdas dimulai dengan membahagiakan ibu selama kehamilan. Perasaan bahagia akan membuat zat-zat pengantar pesan di otak (neurotransmitter) seimbang, sehingga metabolism tubuh berjalan dengan baik. Sirkulasi darah janin terjalin erat dengan sirkulasi darah ibu, sehingga apa yang dirasakan oleh ibu, akan diserap oleh janin.

Penting bagi ibu untuk mendengar suara dan ucapan yang lembut dan menenangkan, serta meminimalkan mendengar hal-hal buruk atau ucapan kasar. Itu karena yang didengar ibu, juga didengar oleh janin.

Para ayah perlu berkomunikasi dengan calon buah hati. Tempelkan sisi wajah ke perut bunda, dan berbisiklah, “Ayah pergi ke kantor dulu ya”, atau “Ayah udah pulang. Tumbuh yang sehat ya”. Setiap ada kesempatan, ayah harus berkomunikasi dengan janin. “Ini akan terekam di alam bawah sadar janin, sehingga ia tahu ayah sayang padanya,” terang dr. Boy.

Sejak sekitar satu dekade lalu, banyak dibicarakan tentang pengaruh musik Mozart terhadap kecerdasan bayi. Intinya, musik apapun yang menyenangkan dan menenangkan, baik adanya. Yang penting, ibu merasa nyaman saat mendengarkan musik tersebut. Dr. Boy menyarankan untuk memperdengarkan musik pada malam hari, selama 30 menit.

Nutrisi dan aktivitas fisik

Berat badan (BB) bertambah selama hamil, tak terhindarkan karena terjadi penambahan cairan tubuh dan BB bayi. Yang penting, pertambahan BB terkontrol sesuai BB awal.

Bagi yang berbobot ideal, penambahan BB disarankan 7-15 kg; penambahan 15-20 kg boleh pada mereka yang BB sebelum hamil di bawah angka normal. Bagi yang sudah kelebihan BB, kenaikan BB cukup 8-10 kg.

“Kalau BB naik belebihan, kerja jantung memompa darah jadi lebih berat. Risiko lain, bisa terjadi pre/eklamsia (keracunan kehamilan) atau diabetes saat hamil,” papar dr. Boy.

Semua makanan yang sehat, bergizi dan bersih, boleh dimakan, tentu dalam jumlah secukupnya. Bila ada masalah tertentu, misalnya gangguan lambung, hindari makanan yang bisa memicu iritasi lambung seperti makanan yang asam dan pedas.

Seimbangkan antara asupan karbohidrat, protein, lemak dan mikronutrisi (vitamin, mineral). Lebih baik bila makanan diolah sendiri, sehingga kita tahu persis cara pengolahan dan bahan-bahan yang digunakan. Jangan lupa, buat variasi makanan agar tidak bosan.

Kecukupan asam folat penting di awal kehamilan; banyak terdapat pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan brokoli. Asam folat penting untuk pembentukan sel-sel otak dan tabung saraf bayi. Kekurangan asam folat ditengarai dapat menyebabkan cacat otak, bayi terlahir tanpa tempurung kepala, atau tulang belakang tidak menutup sempurna.

Kalsium tidak boleh kurang, karena dibutuhkan untuk pembentukan tulang janin. Bila asupan kasium kurang, cadangan kalsium di tulang ibu akan diambil untuk kebutuhan janin. Konsekuensinya, ibu berisiko menderita osteoporosis di masa mendatang. Juga, penuhi kebutuhan zat besi; kekurangan zat ini bisa menyebabkan bayi lahir prematur atau lahir dengan berat badan rendah.

Dr. Boy mengingatkan, ibu tidak perlu menambah asupan multivitamin bila tidak  diberikan oleh dokter, karena hanya akan membuang uang untuk sesuatu yang tidak perlu. BB ibu dan janin pun bisa berlebihan.

Pola makan perlu ditunjang aktivitas fisik. Bekerja dan beraktivias sehari-hari tidak akan membahayakan ibu dan janin, selama kehamilan tidak bermasalah. Juga, lakukan olahraga ringan misalnya senam hamil, berenang atau berjalan kaki. Selain mengurangi risiko kenaikan BB berlebih, olahraga membantu melancarkan proses persalinan. (nid)