Operasi Peremajaan Kulit, Pertimbangkan dengan Bijak | OTC Digest

Operasi Peremajaan Kulit, Pertimbangkan dengan Bijak

Anti-aging surgery atau operasi rejuvenasi makin ngetren belakangan ini. Ini merupakan salah satu operasi kontur wajah, dalam ranah bedah plastik estetik. Kerutan di dahi dan sekitar mulut, kelopak mata kendur dan turun, serta kelopak mata membesar kerap menghiasi wajah saat usia tidak lagi muda. Secara alamiah, elastisitas kulit berkurang; demikian pula dengan lemak di bawah kulit. Sehingga, kulit tidak lagi sekencang dulu; timbullah tanda-tanda penuaan seperti yang telah disebutkan.

Di samping itu, ada beberapa faktor yang bismemengaruhi penuaan wajah. Antara lain hilangnya tonus kulit akibat paparan sinar matahari, genetik, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol jangka panjang, serta berat badan bertambah atau berkurang secara masif.

Penuaan merupakan bagian alami dari kehidupan kita. Sah-sah saja bila ingin tampak mudah lebih lama dengan operasi plastik. Yang penting kita tahu manfaat dan risikonya, sehingga bisa mengambil keputusan dengan bijak. “Tindakan operasi berupa kombinasi dari: mengembalikan volume yang hilang, mengencangkan otot yang kendur, dan membuang kulit yang berlebih. Tujuannya, memperbaiki tampilan secara keseluruhan,” papar dr. Puri Ambar Lestari, Sp.BP-RE dari BAMED Plastik Surgery dalam press release yang diterima OTC Digest (18/10/2017).

Ada beberapa persiapan yang harus dilakukan sebelum tindakan.  Dokter bedah plastik dan pasien perlu mendiskusikan terlebih dulu, tujuan dan harapan pasien dari bedah plastik yang hendak dijalannya. Selanjutnya, dokter akan menganalisis dan menilai kondisi wajah pasien, serta memotret wajah pasien dari berbagai sisi.

“Dokter juga akan menanyakan riwayat operasi-operasi terdahulu, dan riwayat penyakit yang mungkin diderita oleh pasien,” ujar dr. Puri. Ini penting sebagai acuan bagi dokter, karena bisa memengaruhi lama operasi dan proses pemulihan setelah operasi.

Ia melanjutkan, penting untuk berhenti merokok dan minum alkohol sebelum operasi, “Ini akan sangat membantu proses pemulihan.” Obat-obat tertentu seperti aspirin, ibuprofen, pengencer darah, vitamin E dan obat herbal juga perlu dihentikan sementara waktu.

Setelah operasi, minumlah obat-obat yang disarankan oleh dokter, seperti antibiotic dan penghilang nyeri. Jangan lupa untuk beristirahat cukup hingga beberapa hari paska operasi. Untuk operasi facelift dan necklift, perlu ditambah dengan pemakaian korset khusus.

Perlu kontrol beberapa kali untuk menilai hasil operasi. Yang pasti, lakukan kontrol satu minggu kemudian untuk angkat jahitan. Hindari melakukan olahraga berat selama sekitar 2 – 4 minggu setelah operasi, tergantung jenis operasi yang dilakukan. “Bila ada keluhan apapun saat pemulihan, sampaikan kepada  dokter, untuk mengantisipasi risiko gangguan penyembuhan luka,” lanjut dr. Puri.

Kapan boleh melakukan operasi rejuvenasi? “Tidak ada patokan usia yang pasti. Tergantung keinginan tiap orang, serta status kesehatan fisik dan mentalnya,” ia menjelaskan. Tentu, bila ada tanda-tanda penuaan di wajah yang menurut dokter bedah plastik bisa dikoreksi dengan cara operasi, atau ada kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari dan lingkungan.

Untuk tahap awal, tanda penuaan masih bisa dikoreksi dengan suntikan (injeksi). Namun seiring waktu, mungkin diperlukan operasi sesuai area tertentu. Misalnya pada mata, pipi, dagu dan dahi. (nid)