Ngidam Aneh-Aneh? Mungkin Kurang Zat Besi | OTC Digest

Ngidam Aneh-Aneh? Mungkin Kurang Zat Besi

“Ngidam jika tidak dituruti bikin anak ngeces”. Anggapan ini masih berlaku di masyarakat kita. Kerap kali permintaan ngidam tidak masuk akal. Lantas apakah tetap harus dituruti? Jangan-jangan ngidam disebabkan kurangnya zat besi?

Biasanya ibu hamil ngidam makanan asin, asam atau segar. Penyebab ngidam sampai sekarang belum diketahui secara pasti. Sebagian ahli mengatakan ini sebagai tanda tubuh kekurangan zat-zat gizi tertentu.

Namun ahli juga berpendapat ngidam disebabkan perubahan hormon. Keadaan ini sering terjadi bersamaan masa terjadinya mual dan muntah (emesis gravidarum) akibat melonjaknya hormon Human Chorionic Gonadothropine (HCG) di awal kehamilan. Biasanya, setelah mual-muntah hilang, ngidam pun hanya bersifat sementara. Tapi, pada keadaan tertentu, bisa saja berlangsung selama 9 bulan, biasanya karena masalah psikologis.

“Saya memiliki 3 anak, dan saya adalah seorang vegetarian. Tapi saat hamil saya ingin makan daging. Mungkin tubuh bilang kalau saya butuh lebih banyak zat besi dan protein,” papar Assoc. Professor Dr. Lesley Braun, PhD, Direktur Blackmores Institute, dalam acara kampanye Pentingnya Multi Mikronutrien Untuk Ibu Hamil dan Menyusui oleh Kalbe Blackmores Nutrition, di Jakarta.

Ia menambahkan, penting untuk mengontrol keinginan makan yang timbul. Sangat disarankan untuk membatasi ngidam makanan yang mengandung nutrisi buruk. Batasi pula makanan berkalori / berlemak terlalu tinggi; mengurangi risiko pertambahan berat badan yang tidak normal.

Dr. med. dr. Damar Prasmusinto, Sp.OG(K)., Konsultan Fetomaternal, Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI menambahkan, sering muncul fenomena ngidam yang tidak masuk akal. “Misalnya ingin makan martabak ketan hitam yang hanya ada di daerah Gondangdia (Jakarta Pusat). Ini ada faktor psikologis dan emosional yang berpengaruh (bukan semata-mata karena kandungan nutrisi di dalam makanan tersebut).”

Fenomena ngidam seperti itu, tambah dr. Damar, bisa dipengaruhi oleh kurangnya zat besi dalam tubuh. “Kalau zat besi itu kurang otomatis tidak bisa berpikir logis. Ini pula yang membedakan laki-laki lebih berpikir dengan logika, sementara perempuan dengan emosi. Ini karena kadar feritin (cadangan zat besi) dalam tubuh laki-laki lebih tinggi daripada perempuan yang mengalami menstruasi tiap bulan,” paparnya.

Perlu diketahui zat besi bagi ibu hamil penting untuk pembentukan dan mempertahankan jumlah sel darah merah. Kecukupan sel darah merah akan menjamin sirkulasi oksigen dan metabolisme zat-zat gizi yang dibutuhkan ibu hamil.

Ada peningkatan kebutuhan zat besi sebanyak 20 mg/hari selama masa kehamilan; menjadi 45-50mg/hari. Hal ini mengingat selama kehamilan, volume darah pada tubuh ibu meningkat 40-60%. Zat besi yang dari hewan lebih mudah diserap tubuh dibanding dari tumbuhan. Sumber zat besi hewani antara lain dari daging merah, hati, ikan atau kuning telur. Perbanyak juga konsumsi vitamin C agar penyerapan zat besi optimal. (jie)