Merawat Kulit Tropis, Ini Rahasianya | OTC Digest
merawat_kulit_tropis_ristra

Merawat Kulit Tropis, Ini Rahasianya

Intensitas sinar matahari tinggi dan kelembapan udara tinggi khas iklim tropis ternyata turut memengaruhi kondisi kulit kita. “Kita yang tinggal di negara tropis lebih beruntung karena kulit kita banyak melanin, sehingga tidak mudah terbakar matahari,” ujar Anesia Tania Sp.KK dalam bincang-bincang yang diselenggarakan Ristra Cosmetodermatology di Jakarta, Selasa (24/04/2018).

Dokter yang praktik di ZAP Premiere Clinic ini melanjutkan, terkait masalah penuaan pun, kulit tropis lebih lama menua. Ada enam tipe kulit; tipe 1-3 dimiliki oleh ras Kaukasia yang putih. Di Indonesia, rerata tipe kulitnya yakni tipe 4-6 yang agak gelap hingga gelap. Pada tipe kulit 1-3, usia 30-40 sudah mulai keriput. “Sedangkan pada kulit tropis, usia 40-50 kulit masih bagus, belum terlalu kelihatan menua. Tapi masalahnya adalah age spots atau bitnik-bintik hitam di wajah,” terangnya. Kondisi ini, yang juga disebut pigmentasi, sering kali mulai muncul di usia 20-30 tahun. Selain itu karena kita banyak berkeringat, kulit jadi lengket, sehingga lebih sensitif dan mudah tampak kusam.

Kadar melanin yang cukup banyak di kulit tropis membuat pigmentasi cepat terjadi ketika kulit terpajan sinar matahari. “Karenanya, kulit harus dilindungi, baik secara fisik (topi, payung, dan lain-lain) maupun secara kimia dengan sunscreen,” tegas dr. Anes. Menurutnya, untuk kulit tropis, cukup dengan SPF 15 untuk pemakaian sehari-hari. Sunscreen haruslah berspektrum luas yakni mengandung SPF dan PA, yang akan melindungi kulit dari UVB maupun UVA.

Selain perlindungan terhadap sinar matahari, tentu kulit wajib dibersihkan setiap hari. Idealnya malam hari sebelum tidur, dan di pagi hari sebelum beraktivitas. Kulit harus dibersihkan dari segala kotoran dan kosmetik, agar tidak tersumbat dan menjadi media pertumbuhan bakteri.

Jangan lupa jaga kelembapan kulit. “Jangan dikira kulit berminyak tidak butuh pelembap. Apapun jenis kulit, kelembapan tetap perlu dijaga. Asalkan pilih pelembap yang sesuai dengan kondisi kulit,” tutur dr. Anes. Kulit berminyak dan kulit lembap adalah dua hal yang berbeda. Kita bisa saja memiliki kulit berminyak tapi kelembapannya rendah, sedangkan kulit yang kering (kelembapan rendah) lebih cepat mengalami kerut/keriput. Kulit berminyak disarankan memilih pelembap yang tidak terlalu oily atau lengket.

Menilik bahwa kulit tropis berbeda dengan kulit orang Kaukasia, bolehkah kita menggunakan produk yang diperuntukkan bagi kulit sub tropis? “Sebenarnya boleh-boleh saja, tapi pilihlah porduk yang sesuai. Hindari masker clarifying karena akan membuat kulit kering,” ungkap dr. Anes. Perhatikan pula tekstur produk. Bila teksturnya terlalu creamy atau lengket, tentu tidak nyaman dipakai di iklim tropis Indonesia.

Perhatikan pH (kadar keasaman) pada produk perawatan maupun kosmetik yang kita gunakan. Kadar pH kulit daerah tropis yakni 4,5-5,5. Produk dengan pH lebih tinggi (bersifat basa) bisa merusak mantel kulit, sehingga bakteri mudah masuk.

Lianne Cynthia, Brand Manager Ristra Cosmetodermatology menyambung, kadar pH pada produk Ristra berkisar antara 4,5-5,5 sehingga sesuai dengan kulit. “Pembersih yang membuat kulit terasa kesat berarti bersifat basa, yang akan merusak mantel kulit,” paparnya. Bila mantel kulit rusak, bakteri akan mudah masuk dan menimbulkan gangguan.

Tak kalah penting, jangan cepat tergiur dengan produk luar negeri yang ditawarkan di olshop. “Piihlah produk yang sudah teregristrasi BPOM dan merknya sudah terpercaya,” tandas dr. Anes. Lagi-lagi, jangan terkecoh oleh nomor BPOM yang dicantumkan. Bisa nomor itu palsu. Untuk memastikannya, cek ke www.cekbpom.pom.go.id/. (nid)