Manfaat Tambahan Pil KB | OTC Digest

Manfaat Tambahan Pil KB

Pil kontrasepsi jamak digunakan untuk menunda kehamilan. Di balik manfaatnya dalam perencanaan keluarga, pil KB memiliki efek samping yang diinginkan kaum hawa.

Terdapat beragam metode kontrasepsi yang kita kenal, seperti IUD (intrauterine device), implan, pil KB, kondom, suntik, dll. Setiap jenis memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri.

Metode kontrasepsi secara umum terbagi menjadi 3 bagian: menunda kehamilan bagi pasangan yang belum menginginkan momongan, menjarangkan kehamilan (memberi jeda dengan kehamilan berikutnya) dan sterilisasi bagi yang sudah tidak menginginkan momongan.  

“Untuk yang ingin menunda kehamilan, paling baik memakai pil KB. Karena kesuburan kembalinya (setelah berhenti mengonsumsi pil KB) paling tinggi,” papar Prof. dr. Biran Affandi, Sp.OG(K), FAMM, dari Asia Pacific Council on Contraception (APCOC).

Selain itu, tambah Prof. Biran, pil KB memiliki manfaat tambahan seperti menghilangkan jerawat, menghaluskan kulit dan tidak membuat gemuk.

Pil KB mengandung hormon progesteron dan estrogen untuk mencegah ovulasi (pembuahan). Pil ini dikenal dalam dua jenis utama; mengandung progesteron saja (mini pil) dan pil kombinasi (progesterone dan estrogen).

Cara kerja pil ini adalah menekan pelepasan sel telur dari ovarium dan membuat sperma kesulitan masuk rongga rahim karena lendir serviks menjadi lebih kental. Pertemuan sperma dan ovum juga dihalangi dengan berkurangnya pergerakan tuba sehingga transportasi sel telur (ovum) tidak optimal.

“Manfaat lainnya adalah akan menormalkan siklus haid pada wanita yang menstruasinya tidak teratur,” tutur Prof. Biran dalam peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia 2017, di Jakarta (3/10/2017).

 

Kontrasepsi darurat

Berdasarkan penelitian, saat ini seorang gadis pertama kali mengalami menstruasi sekitar usia 12 tahun, beberapa kasus bahkan dalam usia yang lebih muda. Demikian pula pada remaja pria, usia matang secara biologis (ditunjukkan dengan mengalami mimpi basah) semakin muda.

Hasil survei yang dilakukan Prof. Biran dan tim pada tahun 2010 cukup mengejutkan, yakni 50% remaja perkotaan sudah pernah melakukan hubungan seksual. Angka di pedesaan tidak terpaut jauh, yakni 41%.

“Pencegahan utama kehamilan adalah dengan tidak melakukan hubungan seksual sebelum waktunya (menikah). Namun, pada keadaan darurat pil KB dapat dipakai untuk mencegah kehamilan,” tegas Prof. Biran.

Caranya dengan mengonsumsi pil KB pada periode maksimal 5 X 24 jam setelah hubungan seks. Jumlah yang harus diminum adalah 4 butir, dan 4 butir lagi 12 jam kemudian.

“Lebih baik mencegah kehamilan dengan kontrasepsi dari pada hamil di usia muda. Masa depan menjadi suram. Apa memakai kontrasepsi lebih berdosa dibanding melakukan aborsi?” tutup Prof. Biran. (jie)