Langsing Pascamelahirkan dan ASI Berlimpah | OTC Digest

Langsing Pascamelahirkan dan ASI Berlimpah

Dyah menatap mahluk mungil dalam dekapannya dengan penuh cinta. Rasanya, tak ada kebahagiaan melebihi perasaannya sekarang ini dengan menjadi seorang ibu. Setiap jengkal waktu selama masa cuti melahirkan, dia habiskan untuk merawat Naini Ayesha Putri, yang belum genap berusia 2 bulan. “Meski capek dan kurang tidur, saya enjoy banget,” ia tersenyum.

Namun, ada sebersit rasa getir setiap kali ia berdiri di depan cermin. Tubuhnya yang dulu langsing kini melar. “Apalagi kalau melihat perut, aduh, stretchmark di mana-mana,” katanya. Ia ingin kembali langsing dengan menjalani diet, tapi takut produksi ASI (air susu ibu)-nya  berkurang. Sedangkan, ia ingin memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan.

Dr. Phaidon L. Toruan MM., Corporate Health Trainer and Anti Aging Lifestylist menyatakan, ibu bisa kembali langsing setelah melahirkan, sekaligus menjaga kualitas dan kuantitas ASI. “Sebaiknya jangan pikirkan ‘ingin langsing’, melainkan ‘ingin sehat’. Kalau mind set sehat, perilaku akan ikut sehat. Kalau tubuh sehat, kualitas ASI bagus,” tuturnya.

Agar tetap sehat setelah melahirkan, ibu harus berpikir sehat dan memilih makanan sehat alias diet, serta olahraga. “Diet artinya mengatur makan, bukannya tidak boleh makan atau mengurangi makan, atau program menguruskan badan,” terangnya.

Diet untuk ibu menyusui, prinsipnya sama dengan orang biasa. Tentunya akan lebih baik kalau dietnya agak lebih ketat: porsi makanan sehat lebih banyak ketimbang makanan ‘berdosa’.

“Konsumsi buah-buahan segar minimum 3x sehari; ini prioritas,” katanya. Vitamin dan mineral pada buah dan sayur membantu menjaga kualitas ASI. Buah organik lebih baik. Kalau bingung memilih buah mana yang organik, atau enggan membeli karena harganya lebih mahal, bisa dipilih buah yang ada kulitnya seperti semangka, pisang, pepaya, dan lain-lain. Kulitnya yang mungkin mengandung pestisida, bisa dibuang.

Prioritas kedua, makan karbohidrat kompleks seperti nasi merah, ubi, jagung, singkong, oat, atau roti gandum. Jenis karbohidrat ini diserap perlahan oleh tubuh sehingga gula darah stabil; ini dapat membantu pelangsingan tubuh sekaligus memberikan energi lebih lama.

Sebaliknya, karbohidrat sederhana seperti nasi, mie dan tepung cepat meningkatkan gula darah sehingga mudah ditimbun menjadi lemak. Whole grain seperti oat memiliki efek galactagouge, yakni membantu meningkatkan produksi ASI.

Lemak sehat adalah asam lemak tak jenuh, tunggal (mengandung omega-9) dan ganda (mengandung omega-3 dan 6). “Lemak sehat membantu mobilisasi lemak dalam tubuh untuk ikut dikeluarkan bersama ASI,” kata dr. Phaidon.

Lemak dibutuhkan untuk produksi ASI, selain gula dan protein. Alangkah baiknya bila lemak yang dikonsumsi adalah jenis yang sehat.

Omega-3 banyak terdapat pada ikan laut, omega-6 pada minyak nabati dan minyak zaitun terutama mengandung omega-9 dalam jumlah tinggi. Sumber-sumber lemak ini umumnya tidak hanya mengandung satu macam omega. Misalnya minyak ikan; selain kaya akan omega-3,  mengandung sedikit omega-6. (nid)