Inovasi Metode Terapi Target Kanker Payudara dengan Cara Disuntik | OTC Digest
kanker_payudara_HER2_trastuzumab_injeksi_suntik_subkutan

Inovasi Metode Terapi Target Kanker Payudara dengan Cara Disuntik

Pasien kanker payudara dengan HER2+ bisa mendapat terapi tambahan berupa terapi target trastuzumab. Seperti kemoterapi, obat ini diberikan dengan cara intravena (IV/infus). Namun kini, trastuzumab bisa pula diberikan dengan cara injeksi subkutan (suntikan di bawah kulit), seperti vaksin. “Cara ini jauh lebih praktis dan lebih tidak sakit,” ujar Dr. dr. Nugroho Prayogo, Sp.PD-KHOM dari RS Kanker Dharmais, dalam diskusi yang diselenggarakan oleh PT Roche Indonesia, Rabu (11/07/2018).

Pada trastuzumab infus, obat perlu dihitung dulu dosisnya sesuai dengan berat badan (BB), lalu dicampur dengan cairan tertentu. Sedangkan dengan subkutan, obat sudah siap pakai dalam satu botol (vial), tinggal suntik.

Obat subkutan sudah dikombinasi dengan enzim khusus yang disebut recombinant human hyaluronidase (rHuPH20). Fungsi enzim ini yakni menghancurkan serat kolagen di bawah kulit, sehingga obat trastuzumab bisa diserap tubuh dan mengalir ke seluruh tubuh dalam waktu dua jam. Efek rHuPH20 hanya sementara; begitu enzim ini hilang dari tubuh, kolagen pun pulih kembali. Dan jangan khawatir mengenai kehalalannya, karena rHuPH20 tidak dibuat dari babi.

Baca juga: Obat Baru Tingkatkan Harapan Pasien Kanker Payudara

Berdasarkan hasil studi SafeHER yang dilakukan di 62 negara, dengan total pasien 2.578 termasuk 61 pasien dari Indonesia, tidak ada perbedaan profil keamanan antara trastuzumab subkutan dengan yang IV dalam berbagai rentan berat badan. Efikasi trastuzumab subkutan pun tidak berbeda dengan yang IV, berdasarkan studi HannaH selama 3 tahun.

Trastuzumab subkutan disuntikkan pada bagian paha. Penyuntikan hanya butuh waktu 2-5 menit, bandingkan dengan cara infus yang mencapai 90 menit. Dengan pemberian subkutan, pasien hanya perlu berada di RS selama 1,4 jam, sedangkan dengan cara IV bisa sampai 4 jam. Dengan demikian, lebih banyak waktu untuk dihabiskan bersama orang tercinta. “Pasien tidak perlu rawat inap sehingga mengurangi biaya. Juga tidak perlu kesakitan akibat pemasangan infus berkali-kali,” ujar Zr. Musrini, S.ST, perawat onkologi senior di RS Dr. Soetomo, Surabaya.

Baca juga: Payudara Asimetris Indikasi Penyakit Lain

Tidak hanya itu, inovasi dalam metode pemberian obat ini juga turut mengurangi antrean pasien di RS. Dengan demikian, kita sebagai pasien tidak perlu menunggu terlalu lama untuk bisa mendapat pengobatan.

Trastuzumab subkutan telah mendapat persetujuan BPOM pada 23 Mei 2018. Sayangnya, obat ini belum ditanggung oleh BPJS. Masih dalam proses untuk bisa masuk Formularium Nasional. Melihat manfaatnya yang sangat meringankan pasien, dokter, maupun RS, mari berharap obat ini segera disetujui untuk bisa ditanggung BPJS. (nid)