Ini Sebabnya, Lansia Sebaiknya Konsumsi Probiotik | OTC Digest

Ini Sebabnya, Lansia Sebaiknya Konsumsi Probiotik

Mereka yang berusia lanjut disarankan banyak mengonsumsi probiotik untuk menjaga kesehatan tulang mereka. Peneliti dari Swedia berhasil membuktikan – untuk pertama kalinya – bahwa suplementasi probiotik, alias bakteri ‘baik’, mampu menguatkan tulang manusia.

Partisipan adalah wanita yang rata-rata berusia 70 tahunan. Kecepatan kehilangan massa tulang berkurang hingga setengahnya pada mereka yang mengonsumsi probiotik, dibanding kelompok kontrol (mendapatkan placebo).  

Sebelumnya, studi pada binatang telah membuktikan bahwa bakteri ‘baik’ dalam usus juga berperan penting dalam proses pembentukan tulang. Selanjutnya, riset oleh tim dari University of Gothenburg, Swiss tersebut adalah yang pertama kalinya dilakukan pada manusia.

Studi tersebut menawarkan metode baru pencegahan patah (osteoporosis) tulang pada lansia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan lebih dari 200 juta orang terkena osteoporosis; 1 dari 3 perempuan, dan 1 dari 5 laki-laki berusia >50 tahun mengalami patah tulang akibat osteoporosis.  Perhimpunan Osteoporosis Indonesia mencatat, pada 2013 jumlah penderita osteoporosis perempuan usia 50-70 tahun mencapai 23%.

Dilansir dari dailymail.co.uk, salah satu peneliti, Prof. Mattias Lorentzon, mengatakan, “Memang sudah ada pengobatan yang efektif mengatasi osteoporosis. Namun tingkat kerentanan tulang untuk patah jarang terdeteksi sebelum benar-benar terjadi patah tulang yang pertama kalinya. Itu sebabnya perlu adanya upaya pencegahan.”

Ia menambahkan, probiotik bisa menjadi terapi alternatif yang aman untuk mencegah kejadian osteoporosis di masa depan.

Dalam penelitian tersebut, sebanyak 90 wanita rata-rata berusia 76 tahun, diberikan bubuk probiotik atau placebo setiap hari, selama satu tahun. Bubuk probiotik tersebut mengandung 6475 bakteri Lactobacillus reuteri – mirip dengan jenis bakteri yang banyak dipakai pada banyak produk suplemen / minuman probiotik.

Probiotik adalah bakteri ‘baik’ di usus yang jika terdiri dalam jumlah yang cukup, akan memberikan manfaat positif bagi kesehatan. Perlu diketahui juga, secara alamiah tulang mengalami proses ‘penghancuran’ dan pembentukan kembali. Padapenderita osteoporosis, proses penghancuran tulang lebih cepat dibanding pembentukannya kembali.  

CT scan dipakai untuk mengukur banyaknya tulang yang hilang di kaki bagian bawah tiap responden. Riset yang dipimpin oleh Anna Nilsson ini menemukan bahwa probiotik mampu mengurangi kecepatan kehilangan massa tulang hingga setengahnya. Penelitian ini dipublikasikan dalam Journal of Internal Medicine.  (jie)