5 Mikronutrien yang Wajib Dikonsumsi Ibu Hamil | OTC Digest

5 Mikronutrien yang Wajib Dikonsumsi Ibu Hamil

Data menyebutkan 70% total kalori yang dikonsumsi ibu hamil di Indonesia adalah karbohidrat. Sedangkan kebutuhan mikronutriennya tidak tercukupi.

Ini tidak hanya terjadi di Indonesia, studi yang melibatkan responden dari Australia, New Zealand, Inggris, Canada, Jepang, dan beberapa negara Eropa menyatakan sebagian besar ibu hamil kekurangan multi mikronutrien.

Mikronutrien adalah zat gizi mikro yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah sedikit, namun perlu. Termasuk didalamnya adalah vitamin, mineral dan air.

“Banyak perempuan beranggapan bahwa diet mereka sudah baik, padahal saat benar-benar diukur mereka tidak cukup protein (sumber zat besi), dan sayuran / buah (sumber vitamin dan mineral),” ujar Assoc. Professor Dr. Lesley Braun, PhD, Direktur Blackmores Institute.

Cara paling gampang memenuhi kebutuhan mikronutrisi adalah lewat konsumsi suplemen multivitamin dan mineral. Sebuah studi di Indonesia menyatakan 81% ibu hamil mendapatkan suplemen khusus kehamilan, namun hanya 18% yang rutin mengonsumsi tiap hari dalam 3 bulan pertama kehamilan.

“Saat mengonsumsi suplemen harus dengan dosis tepat, rutin tiap hari. Kalau tidak, sama saja dengan buang-buang uang,” tambah Dr. Lesley, dalam kampanye Pentingnya Multi Mikronutrien Untuk Ibu Hamil dan Menyusui oleh Kalbe Blackmores Nutrition, di Jakarta (10/8/2017).

Berikut adalah mikronutrien yang wajib dikonsumsi ibu hamil :

  1. Zat besi. Riskesdas 2013 menyatakan 10-40% ibu hamil di Indonesia mengalami defisiensi zat besi. Cukup zat besi akan mengurangi risiko keguguran, bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR), dan kematian bayi dalam 28 hari pertama. Sebaliknya kekurangan zat besi memiliki efek samping pada kinerja kognitif, perkembangan dan pertumbuhan bayi. Zat besi berperan dalam perkembangan saraf janin.
  2. Asam folat. Bertindak sebagai kofaktor untuk reaksi penting sel, diperlukan dalam sintesis asam nukleat DNA. Mencegah neural tube defect (NTD) atau cacat akibat tidak sempurnanya penutupan tabung saraf. Suplementasi asam folat dan zat besi dapat menurunkan angka kematian bayi baru lahir di bawah 5 tahun secara signifikan.
  3. Kalsium. Asupan kalsium ibu hamil di Indonesia di bawah rata-rata; yakni antara 68-45% di bawah rekomendasi (1300 mg per hari). Kekurangan kalsium meningkatkan risiko pre-eklamsia (hipertensi) di masa kehamilan; suatu kondisi yang sering menyebabkan kematian.  Juga membuat pertumbuhan janin tidak sempurna, bayi lahir dengan kondisi tulang tidak normal/keropos.
  4. Yodium. Meskipun 77,1% rumah tangga memiliki garam beryodium, hanya 36,9% ibu hamil mengasup cukup yodium. Kebutuhan yodium bertambah 50% selama kehamilan. Kekurangan yodium menyebabkan penurunan fungsi mental dan kognitif anak; IQ turun 13 – 15 poin.
  5. Omega-3. Riset Rendra Kusuma (2012) sebagian besar ibu hamil jarang mengonsumsi ikan ( < 2 kali per minggu). Hanya <10% sampel yang mengonsumsi ikan dalam jumlah cukup. Ikan adalah sumber omega-3, terutama DHA.

DHA mendukung perkembangan sistem saraf pusat (otak) dan mata bayi. Mengurangi risiko alergi pada anak dan kelahiran prematur. (jie)

 

Baca juga: Mikronutrien Cegah Kematian Janin