Mengenal Leukemia, Kanker yang Diderita Anak Denada | OTC Digest

Mengenal Leukemia, Kanker yang Diderita Anak Denada

Kabar miris datang dari artis Denada, putri semata wayangnya Shakira Aurum, dinyatakan menderita leukemia. Akibat kanker darah ini Shakira harus menjalani perawatan di Singapura. Apa sebenarnya leukemia itu?

Leukemia merupakan salah satu kanker yang menyerang anak-anak dan remaja. Sebagian besar penderita leukemia adalah berjenis acute lymphocytic leukemia (ALL). Jenis lain adalah acute myeloid leukemia (AML). Leukemia kronik sangat jarang terjadi pada anak-anak; meliputi chronic lymphocytic leukemia (CLL) dan chronic myeloid leukemia (CML).

Kanker ini dimulai di awal pembentukan sel –sel darah di sumsum tulang. Menurut American Cancer Society, diperkirakan 3 dari 4 kasus leukemia adalah jenis ALL, di mana terjadi di awal pembentukan limfosit (salah satu tipe sel darah putih). Sementara AML terjadi di awal pembentukan sel myeloid (bentuk lain dari sel darah putih), sel darah merah atau platelet (keping darah).

Faktor risiko yang diturunkan   

Genetik menempati posisi pertama seseorang berisiko tinggi menderita leukemia; akibat ‘cacat’ DNA yang diturunkan orangtua. Memiliki saudara satu darah yang juga menderita leukemia meningkatkan risiko 2-4 kali lipat terkena leukemia.

Beberapa gen mengontrol bagaimana sel tumbuh. Oncogenes merupakan gen yang mengatur pembelahan sel dan menjadi sel baru, sementara  tumor suppressor genes (gen penekan tumor ) mengatur kapan sebuah sel mati diwaktu yang ditentukan.

Kanker bisa disebabkan mutasi DNA yang mengubah oncogenes, atau mematikan gen penekan tumor. Kondisi ini bisa diturunkan dari orangtua, atau dalam beberapa kasus berkembang dengan sendirinya secara acak.  

Beberapa penyebab lain berhubungan dengan keturunan berpotensi menyebabkan leukemia. Anak-anak penderita down syndrome memiliki ekstra (3x) kromosom 21, yang mana membuatnya 2-3% lebih rentan berkembang menjadi ALL atau AML.

Sindroma lain adalah Li-Fraumeni syndrome. Sebuah penyakit langka yang disebabkan perubahan pada gen penekan tumor TP53. Mereka ini rentan menderita segala jenis kanker, termasuk leukemia.

Beberapa penyakit sistem imun yang diturunkan juga diketahui bisa memicu leukemia, seperti Ataxia-telangiectasia, sindroma Wiskott-Aldrich, sindroma Bloom dan Schwachman-Diamond syndrome. Namun beberapa penderita diketahui tidak memiliki riwayat genetik (seperti yang dialami oleh Shakira).

Faktor lingkungan

Paparan kimiawi tertentu atau radiasi meningkatkan risiko leukemia. Dilansir dari cancer.org, terekspos radiasi seperti dari sinar X, CT scan di masa kehamilan atau awal kehidupan diketahui berpotensi menyebabkan leukemia. Namun pandangan ini masih diperdebatkan.

Kemungkinan lain adalah paparan benzene, pelarut yang dipakai dalam produk pembersih, atau untuk memproduksi obat, plastik dan pewarna, diketahui bisa menyebabkan leukemia akut pada dewasa, jarang pada anak-anak.

Beberapa penelitian menemukan kemungkinan hubungan antara leukemia pada anak dengan pestisida dalam rumah tangga, baik di masa kehamilan atau anak usia dini.  

Bisakah dicegah?

Walau sebagain risiko kanker pada orang dewasa bisa dicegah dengan perubahan gaya hidup, seperti berhenti merokok, pada kasus leukemia anak hal ini tidak berlaku. Belum ada cara untuk mencegah timbulnya leukemia.

Sampai saat ini juga belum ada tes darah yang direkomendasikan untuk deteksi dini leukemia sebelum leukemia ini menunjukkan tanda-tandanya.

Gejala

Tanda-tanda leukemia disebabkan oleh masalah di sumsum tulang. Seiring dengan pertumbuhan sel kanker, mereka bisa mendesak produksi sel-sel darah yang normal. Akibatnya seorang anak mungkin tidak memiliki cukup sel darah merah, sel darah putih, dan platelet.

Kekurangan tersebut hanya bisa dilihat dari tes darah. Namun bisa juga menyebabkan gejala anemia (kekurangan sel darah merah), seperti gampang lelah, lemah, pusing, ada demam dan sakit kepala, kulit pucat, kesulitan bernapas (napas pendek).

Sementara rendahnya kadar platelet dalam darah memberi gejala dengan gampang timbul memar, sering mimisan (mimisan parah), atau gusi kerap berdarah.  

Nyeri tulang atau sendi karena sel-sel kanker bisa juga berkumpul di tulang/sendi. Sakit perut akibat pembersar lever, sehingga menekan organ lain dan menimbulkan rasa begah, sakit perut atau penurunan nafsu makan. Bisa juga disertai pembesaran jaringan getah bening (limfa) di area leher, ketiak atau pangkal paha. (jie)