Campak bisa Membuat Sistem Imun “Amnesia”, Vaksinasi Memberi Proteksi Ganda
campak_imun_amnesia

Campak bisa Membuat Sistem Imun “Amnesia”, Vaksinasi Memberi Proteksi Ganda

Masih lekat di ingatan kita, bagaimana wabah campak menjangkiti ratusan anak serta merenggut puluhan nyawa anak di Kabupaten Asmat, Papua, sepanjang September 2017 hingga awal 2018. Ternyata, campak tidak hanya membahayakan kesehatan anak secara langsung. Lebih jauh, penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus rubeola ini membuat sistem imun “amnesia”. Vaksin campak dinilai memberi proteksi ganda; tak hanya untuk campak, tapi juga terhadap berbagai penyakit infeksi lain yang kerap menjangkiti anak-anak.

Ditengarai, vaksin campak menyokong sistem imun secara umum. Hipotesis lain menyatakan, virus campak melemahkan memori imun tubuh sehingga sistem imun “amnesia” terhadap berbagai mikroba yang sebelumnya telah dibuat antibodinya. Dengan mencegah terjadinya infeksi campak, vaksin pun secara tak langsung mencegah terjadinya “amnesia imun”.

Baca juga: Bercermin dari Wabah Campak di Asmat, ini Pentingnya Perlindungan Vaksinasi

Sebuah penelitian yang dipublikasi di jurnal ilmiah Science menemukan, virus campak menghapus 11% - 73% antibodi yang sebelumnya telah terbentuk. “Ancaman yang diciptakan campak jauh lebih besar daripada yang diduga sebelumnya. Sekarang kita paham, mekanismenya adalah bahaya berkepanjangan akibat hilangnya memori imun,” tutur salah satu penulis studi, Stephen Elledge.

Antibodi yang hilang mulai dari antibodi terhadap influenza sampai herpes, hingga bakteri penyebab pneumonia dan infeksi kulit. Misalnya seorang anak memiliki 100 antibodi berbeda terhadap pneumokokus sebelum kena campak. Setelah terinfeksi campak, antibodinya bisa turun hanya tinggal 50, sehingga perlindungannya terhadap pneumokokus pun turun. Proteksi ini bahkan bisa turun lebih rendah lagi bila yang antibodi hilang merupakan pertahanan kuat, yang dikenal sebagai antibodi penetralisir.

Baca juga: Vaksin Pencegah Pneumonia

Imunitas kita bekerja dalam cara yang sangat kompleks. Tiap ada mikroba yang masuk, tubuh menciptakan antibodi untuk mengingat dan melawannya, sehingga ketika mikroba itu masuk lagi, tubuh sudah siap membasminya. Semua antibodi yang telah terbentuk, terekam dalam imunitas kita; yang oleh Michael Mina, penulis studi ini, dianalogikan seperti buku tebal berisi foto pelaku kriminal. Virus campak menciptakan lubang-lubang pada buku ini. “Sehingga, akan lebih sulit mengenali kriminil yang datang, terutama bila lubangnya mengenai ciri khas penting seperti mulut atau bibir,” terangnya.

Penelitian juga menemukan, mereka yang bertahan dari campak, secara bertahap mendapatkan kembali imunitas mereka terhadap virus dan bakteri, seiring terpaparnya kembali mereka dengan mikroba-mikroba tersebut.

Baca juga: Makna Babi dan Bahan Manusia dalam Vaksin

Namun, proses ini membutuhkan bulanan hingga tahunan; selama rentang waktu ini, mereka rentan mengalami komplikasi serius yang ditumbulkan infeksi-infeksi itu. Untuk itu, pasien yang sudah sembuh dari campak mungkin membutuhkan vaksinasi penguat untuk semua vaksin rutin yang sudah dilakukan sebelumnya, misalnya hepatitis dan polio. Tak lain agar anak bisa segera mendapat perlindungan terhadap berbagai penyakit yang bisa mengancam keselamatannya.

“Ini menunjukkan, vaksin campak memberi manfaat jauh lebih banyak daripada yang kita kira,” tegas Elledge. Vaksin campak kini diberikan bersama dengan rubella, dalam vaksin MR (measles, rubella). Vaksin MR diberikan pada bayi usia 9 bulan, lalu diperkuat saat anak berusia 18 bulan, dan di kelas 1 SD. Vaksin MR akan menggantikan vaksin campak; kampanye vaksinasi MR fase 1 (pulau Jawa) dan fase 2 (luar Jawa) telah dilaksanakan. Setelah kampanye, vaksinasi MR harus dijadikan vaksinasi rutin dalam program. (nid)