Anak Paling Sering Alergi Susu Sapi, Bagaimana Ciri-cirinya? | OTC Digest

Anak Paling Sering Alergi Susu Sapi, Bagaimana Ciri-cirinya?

Anak rentan alergi. Sadar akan hal itu, Tara membaca petunjuk pada kemasan makanan bayi dengan teliti. Putrinya Mischa, 1 tahun, alergi susu sapi. Ia ingat kejadian saat Mischa berusia 1 bulan dan mengalami baby blues. Karena tidak bisa menyusui, Mischa diberi susu formula lalu timbul ruam-ruam di pipi dan diare berdarah.

Mischa memiliki bakat alergi, diturunkan dari kedua orangtua. Alergi adalah kondisi, di mana tubuh bereaksi berlebihan terhadap bahan tertentu, yang disebut alergen. “Saat ada benda asing masuk, tubuh berusaha melawan dan mengeluarkan. Kalau reaksinya berlebihan, justru mengganggu tubuh kita sendiri,” terang Prof. Dr. dr. Samsurizal Djauzi, Sp.PD-KAI, FINASIM, Guru Besar FK Universitas Indonesia.

Memasuki ruangan berdebu, orang tanpa alergi gangguan bersin-bersin hilang saat meninggalkan ruangan. “Pada yang pilek alergi, akibatnya bisa berhari-hari. Yang memiliki asma bisa timbul serangan, kalau tidak segera diobati bisa masuk UGD,” imbuhnya. Angka alergi anak di Indonesia cukup tinggi. Penelitian di SD (sekolah dasar) beberapa kota, paling banyak pilek alergi (20%), asma 5-10% dan alergi pada kulit 5%.

Hingga usia 2-3 tahun, anak paling sering alergi susu sapi karena ini paling banyak dikonsumsi anak, sementara saluran pencernaannya belum matang. Ciri-cirinya, ruam kulit disertai diare berdarah. Gejala lain yang kadang luput dari perhatian, misal bayi sering muntah/gumoh; kembung hingga sering cegukan dan buang angin; rewel; gelisah terutama di malam hari; nafas grok-grokan terutama pagi dan malam; sering bersin, pilek dengan ingus encer jernih; hidung mampet sebelah.

Di dunia, alergi susu sapi mencapai 3-7%. Temuan di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) tidak beda jauh, ada kecenderungan meningkat. Sekitar 7 tahun lalu angkanya 3%, sekarang 4,1%. “Setelah saluran cerna mulai matur, nanti akan toleran sendiri,” ujar Dr. dr. Zakiudin Munasir, Sp.A(K) dari FKUI/RSCM, Jakarta.

Ada allergy march. Alergi susu sapi yang tidak ditangani dengan baik, anak mungkin sembuh sendiri. Anak bermain ke luar rumah, akan terkespos lebih banyak alergen. Alergi bisa berkembang menjadi rinitis (pilek alergi). Kalau didiamkan berpotensi menjadi asma. “Sejak kehamilan sampai anak usia 2-3 tahun alergi dominan, setelah itu hilang. Muncul lagi saat kondisi fisik kurang baik,” tutur Dr. dr. Zaki. (nid)